SINGKIL (Waspada): Para petani di Kabupaten Aceh Singkil sukses membudidayakan tanaman sayuran, dan berhasil mengurangi ketergantungan, pasokan dari Sumut.
Selain dari Sidikalang, selama ini Aceh Singkil bergantung kepada pasokan sayur-mayur dari Binjai, Kabanjahe dan Sidikalang Sumatera Utara (Sumut).
Namun setelah berhasil membudidayakan berbagai jenis tanaman sayuran, kini masyarakat Aceh Singkil bisa langsung menikmati sayur-mayur tanaman daerah sendiri, kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Aceh Singkil H Kuatno, saat dikonfirmasi Waspada.id, Kamis (12/10).
Katanya petani saat ini terus gencar membudidayakan tanaman sayur-sayuran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Seperti, Kangkung, bayam, pari, gambas, terong, kacang panjang dan jenis lainnya.

Dengan hasil panen sayuran yang melimpah, kini Aceh Singkil dapat mengurangi ketergantungan pasokan kebutuhan sayuran hijau dari luar daerah. Meski belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sepenuhnya.
“Biasanya kita banyak pasokan sayuran dari Sidikalang, Kaban Jahe dan Binjai. Namun sekarang dapat dikurangi. Karena untuk konsumsi sendiri, sehingga bisa dihindari penggunaan pepstisida berbahan kimia,” ucap Kuatno.
Kuatno menjelaskan, beberapa lokasi yang fokus mengembangkan tanaman sayuran diantaranya, Desa Blok VI, Desa Siderejo Kecamatan Gunung Meriah dan lokasi pembuangan limbah pabrik Socfin. Kemudian Kecamatan Suro. Mereka seluruhnya merupakan petani mandiri.
Kebanyakan yang berhasil merupakan petani mandiri. Karena petani mandiri memiliki rasa tanggung jawab. Sebab, mereka takut rugi setelah keluar modal penanaman dan sebagainya.
Kendati demikian, mereka tetap juga diberikan bantuan, namun berjangka. Dan jika ada subsidi bantuan di dinas.
Dengan hasil panen sayuran yang melimpah ini, masyarakat dapat menikmati hasil komoditi daerah yang jaminan sehat. Dengan demikian dapat menekan harga pasokan sayuran dari luar daerah, dan dapat mengurangi cost pengeluaran ditengah tekanan inflasi. (B25)