KUALASIMPANG (Waspada): Perumda Tirta Tamiang menerjunkan 5 ekskavator (bechoe) untuk membuang sedimen lumpur dalam waduk kanal intake dan sekaligus membangun tanggul serta waduk demi lancarnya proses produksi dan distribusi air bersih kepada pelanggan.
“Ada lima ekskavator yang kami kerahkan untuk menyingkirkan Lumpur dan membangun waduk serta tanggul di kanal intake,” ungkap Direktur Perumda Tirta Tamiang, Ismail di sela-sela kesibukannya mengawasi lima ekskavator yang sedang bekerja di Kanal Intake di tepi Daerah Aliran Sungai (DAS) Tamiang, Kampung Kesehatan, Karang Baru, Aceh Tamiang, Minggu (21/1) siang.
Menurut Ismail, Perumda Air Minum Tirta Tamiang Kabupaten Aceh Tamiang terus berbenah guna memenuhi prinsip kualitas, kuantitas, dan kontinuitas (K3) kepada pelanggan.

Selain itu, Ismail menegaskan, untuk memenuhi prinsip K3 Perumda Air Minum Tirta Tamiang terkendala dengan belum permanennya Kanal Intake serta waduk, sehingga setiap pascabanjir harus berkerja ekstra untuk membuang endapan lumpur.
Dia juga menjelaskan, pada akhir tahun 2023 lalu, Aceh Tamiang dilanda banjir dan sangat berdampak pada Perumda Air Minum Tirta Tamiang untuk melakukan pengelolaan sehingga berdampak pada keluhan pelanggan.
Lebih lanjut Ismail menyebutkan, untuk menyahuti keluhan pelanggan terkait ketersediaan air bersih Perumda Air Minum Tirta Tamiang memperkokoh Tanggul dan waduk darurat yang berada di DAS Kampung Kesehatan sebagai Wilayah Kantor Pengolahan Unit Karang Baru dengan mengerahkan lima unit ekskavator.
“Upaya ini guna memastikan kecukupan air bersih di masyarakat terutama para pelanggan Perumda Air Minum Tirta Tamiang,” ujarnya.
Ismail juga menjelaskan keberadaan tanggul sebagai penahan waduk juga dilengkapi dengan penanaman ban bekas truk.
Dia menyatakan, di sekeliling tanggul yang bersebelah dengan jalur sungai, untuk sebelah dalamnya kita coba antisipasi dengan penanaman ban bekas truk. Gunanya agar waduk darurat ini bisa bertahan.
Direktur Perumda Tirta Tamiang juga berharap dengan upaya-upaya yang dilakukan ini guna memenuhi prinsip kualitas, kuantitas, dan kontinuitas (K3) kepada pelanggan di lingkungan Kantor Pengolahan Perumda Air Minum Tirta Tamiang Unit Karang Baru yang mengaliri air bersih ke 12.000 lebih pelanggan.
Ismail menegaskan bahwa kondisi ini selalu dialami belum memiliki Kanal Intake serta waduk yang belum permanen sehingga pascabanjir berkurangnya suplai air yang diakibatkan sedimentasi lumpur yang mengendap sehinga aliran air tidak dapat masuk ke dalam kanal sehingga tidak dapat dilakukan pengolahan.
Menurutnya, kondisi ini sudah terjadi sejak bertahun tahun dan merupakan persoalan klasik bagi perusahaan. Jadi untuk itu kita berinisiatif untuk melakukan pembangunan waduk darurat dengan mengeruk sisa endapan lumpur menggunakan lima unit ekskavator.
“Dengan dilakukannya pembangunan waduk darurat ini dapat memudahkan distribusi air ke pelanggan terutama menjelang bulan suci ramadhan mendatang,” tegasnya. (b14)