KUALASIMPANG (Waspada): Anggota DPRK Aceh Tamiang, Desi Amelia sempat menuai kritikan setelah mengajukan beberapa pertanyaan kepada salah seorang petugas kebersihan yang berstatus outsourcing di Sekretariat DPRK setempat.
Namun, Desi Amelia ketika dikonfirmasi Waspada.id pada Kamis (4/5) di ruang kerja mengakui, bahwa dirinya ada memanggil dan bertanya pada petugas kebersihan berinisial EN, tetapi tidak dengan kata-kata yang senonok.
“Bahkan sebelumnya ada dua orang petugas kebersihan yang akan membersihkan ruang Komisi III, tapi saya menanyakan mana yang namanya EN, ternyata tidak ada yang namanya EN,” ucap Desi Amelia sembari mengatakan, dirinya merasa penasaran karena belum kenal dengan EN.
Beberapa menit kemudian, EN pun tiba untuk membersihkan ruangan Komisi III DPRK Aceh Tamiang, tentu dirinya menanyakan beberapa pertanyaan antara lain, sebelumnya bekerja dimana, tuturnya sembari mendapat jawaban, bahwa EN sebelumnya bekerja di Disdukcapil dengan status bakti.
Desi mengungkapkan, dimana EN sebagai honoror di Sekretariat DPRK Aceh Tamiang baru setahun, karena itu dirinya merasa penasaran dan ingin mengetahui yang mana petugas kebersihan bernama EN sekarang diangkat sebagai tenaga outsourcing di Sekretariat Dewan.
“Meski sebelumnya ada dua petugas kebersihan yang akan membersihkan ruangan, tapi saya meminta biar EN saja yang bersihkan ruangan komisi ini,” sebut Desi dengan menegaskan, apakah sebagai anggota dewan tidak boleh menanyakan petugas yang bekerja di lembaga dewan ini, terlebih lagi, pekerja baru yang belum dikenal.
“Namun, disayangkan juga ada petugas kebersihan yang sudah lama dan benar-benar bekerja tidak masuk dalam usulan outsourcing di Sekretariat DPRK Aceh Tamiang,” tegas Desi sembari menambahkan, bahwa dirinya tidak ada menitipkan orang untuk dioutsorcing.
Sebagaimana kabar beredar, ketegangan antara oknum dewan dan tenaga kebersihan ini terjadi, Selasa (2/5) kemarin, disebut-sebut dan dituding oknum dewan dimaksud bersikap arogan dan dugaan merendahkan petugas kebersihan EN dengan melontarkan kata-kata yang kurang baik saat EN sedang membersihkan ruangan Komisi III DPRK Aceh Tamiang.
EN mengaku kepada salah seorang wartawan saat itu dirinya diperintahkan oleh mandor untuk membersihkan ruangan yang kotor dan saat itu dicecar pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaanya oleh oknum anggota Dewan DA. Saat kejadian itu, dirinya tidak berani membantah dan mengatakan apapun terkait perkataan oknum dewan DA.
Namun, dugaan sikap arogan oknum dewan juga menerpa salah seorang Indra, salah seorang wartawan yang bekerja di Aceh Tamiang yang ingin mengkonfirmasi oknum dewan yang ditemuinya di ruang Komisi II.
“Namun, yang terjadi justru perang mulut,” tutur Indra kepada Waspada.id, Jumat (5/5) di Karangbaru.
Indra mengungkapkan, saat mencoba mengkonfirmasi oknum tersebut, tapi sikap oknum dewan itu tidak menunjukan iktikad baik untuk dimintai keterangan terhadap apa yang dialami petugas kebersihan. Bahkan, oknum dewan DA dengan garangnya mengatakan memangnya kenapa? Gak boleh saya bertanya dengan petugas kebersihan, ucap Indra.
Indra menambahkan, sikap arogan anggota dewan itu sangat tidak wajar, karena petugas kebersihan dilecehkan dengan dengan pertanyaan di luar kapasitasnya sebagai cleaning servis.
“Seharusnya oknum anggota dewan bisa memanggil Sekretaris dewan untuk diminta penjelasannya, bukan justru pertugas kebersihan yang diintrograsi dengan berbagai pertanyaan yang dapat menyinggung perasaan orang,” pungkas Indra.(b15)