LANGSA (Waspada): Untuk memperkuat pelaksanaan moderasi beragama di kalangan mahasiswa, IAIN Langsa menggandeng MAA memberikan pemahaman kepada mereka dengan pendekatan kearifan lokal.
Rektor IAIN Langsa melalui Mudir Ma’had Al Jami’ah IAIN Langsa kepada Waspada, Rabu (7/6), mengatakan untuk tahap awal para mahasiswa yang beruntung menerima pendidikan tambahan tersebut, mereka yang tinggal di asrama.
“Mereka disebut juga sebagai mahasantri, karena di luar jam kuliah resmi sore dan malam hari waktunya digunakan untuk belajar agama,” demikian Mursyidin.
Di sela-sela belajar agama itulah para mahasiswa ini diajarkan moderasi beragama melalui pendalaman Adat istiadat, agar mereka dapat memahami Adat Aceh sekaligus mempraktekkannya dalam pergaulan sehari-hari bagaimana cara bertoleransi yang benar menurut agama.

Cara bertoleransi dalam beragama, kata Mursyidin, harus diketahui secara benar agar mereka tidak salah mengamalkan. Karena jika teloransinya melenceng dari ajaran agama mereka bisa tergelincir ke arah syirik, demikian Mursyidin.
Pada hari pertama diberikan wawasan moderasi agama dengan pendekatan Adat Aceh itu, seluruh mahasiswa yang hadir antusias mengikutinya.
Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Langsa yang memberikan materi itu pun cukup pawai mengemas pesan pesan moderasi melalui cerita awal bagaimana Aceh bisa mendapat gelar keistimewaan dalam menjalankan pemerintahan yang tidak diperoleh oleh daerah lain di Indonesia.
Sampai waktu berakhir, para mahasiswa masih terlihat antusias mengikutinya dan masih menginginkan dilanjutkan dengan tanya jawab. Tapi karena waktu terbatas akhirnya tanya jawab dilaksanakan hanya untuk dua penanya saja, dan panitia menjanjikan nanti akan dicari waktu yang lain untuk melanjutkan.(b12)