LANGSA (Waspada): Peringati 50 tahun Hari Lingkungan Hidup se dunia, LSM Bale Juroeng bersama DEMA IAIN Langsa melakukan penanaman pohon mangrove di gampong/desa Sungai Lueng, Kecamatan Langsa Timur, Kota Langsa, Minggu (5/6).
Direktur LSM Bale Juroeng, Iskandar Haka menyatakan, Indonesia negara paling terdepan berperan penting dalam mengatasi perubahan iklim, aktif dalam sejumlah agenda nasional dan internasional mengelola lingkungan secara bijaksana dan lestari, dan yang paling penting adaptasi terhadap peran serta masyarakat mengutamakan budaya kearifan lokal.

DEMA IAIN Langsa saat melakukan penanaman mangrove di gampong/desa Sungai Lueng, Kecamatan Langsa Timur, Kota Langsa, Minggu (5/6). Waspada/dede
Tema Hari Lingkungan Hidup Dunia tahun ini yaitu ‘Only one Earth-Hanya Satu Dunia,’ Mari Kita Jaga Bersama, hutan mangrove kita terluas dan terkaya keanekaragaman hayatinya.
“Ini patut kita syukuri sekaligus juga menjadi dilema karena hampir sebagian hutan mangrove telah rusak, berubah fungsi lahan menjadi tambak, perkebunan kelapa sawit, dan pemotongan kayu untuk dijadikan arang bakau,” ujarnya.
Apalagi, pesisir timur pantai Aceh merupakan surganya hutan mangrove, dimana kondisi alamnya sangat mendukung dan ada sekitar 42 jenis mangrove hidup di wilayah ini dari 56 jenis yang ada di dunia.
Tentunya, sebut Iskandar Haka lagi, tanggung jawab ini milik kita bersama. Selain itu, kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri serta tidak saling menyalahkan, terus berbuatlah. Dalam hal ini menanam mangrove di setiap lahan kritis tidak perlu jumlah menanamnya akan tetapi setelah menanam kita juga harus merawat dan menjaganya
Jadi, 50 tahun gema hari lingkungan hidup dunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni, dan tahun ini LSM Bale Juroeng yang telah beraktivitas dalam bidang lingkungan hidup selama 23 tahun, di gampong/desa Sungai Lueng, Kota Langsa pada lahan milik lembaga seluas 2,5 ha merayakan peringatan dan hari jadi lembaga tersebut dan turut berpartisipasi rekan-rekan dari DEMA IAIN Langsa untuk menanam pohon mangrove di lokasi ini.

Pihaknya memberikan pencerahan kepada rekan-rekan mahasiswa bahwa Desa Sungai Lueng merupakan salah satu desa di Kota Langsa yang memiliki ekosistem mangrove dan mulai bangkit membenah diri untuk mengelola mangrove secara bijaksana dan bertanggung jawab.
“Desa ini merupakan basis kegiatan lembaga dan kami terus memotivasi masyarakat untuk menjaga mangrove, mengkonversi mesin perahu motor mereka dari bahan bakar minyak bumi menjadi mesin yang berbahan bakar gas, mengembangkan usaha UMKM hasil nelayan serta meletakkan dasar-dasar parawisata minat khusus yaitu wisata burung bermigarasi dan burung lokal,” ungkapnya.
Selain itu, tantangan kedepan yang menjadi pokok pemikiran LSM Bale Juroeng yaitu bagaimana mengurangi aktivitas penebangan mangrove untuk dijadikan arang bakau. Melihat kondisi yang ada menunjukkan bahwa kegiatan ini tidak memberikan nilai ekonomis dan produktivitas pengolahannya sangat tidak efesien dan harga jual produk tersebut tidak sebanding dengan nilai ekonomis dari kerusakan lingkungan di wilayah tersebut.
Pihaknya mengharapkan ke depan jika pejabat Gubernur Aceh terpilih ini menjadi salah agenda untuk dicarikan jalan keluar agar aktivitas pengolahan arang bakau ini dapat direduksi atau dikurangi secara bertahap dan sedini mungkin harus ada pencegahan pembangunan dapur arang baru.

“Kami menghargai atas partisipasi dari DR. Safrizal ZA, MSi atas terselengaranya acara ini, sehingga di masa depan beliau lebih peduli terhadap ekosistem mangrove yang berkelanjutan,” tandasnya.
Di akhir acara setelah penanaman mangrove segenap partisipan makan bersama di lokasi penanaman.(b13)