SUBULUSSALAM (Waspada): Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 Hijriah di sela Pelantikan Pengurus Wilayah Majelis Pengajian dan Zikir Tasauf, Tauhid dan Fiqh (Tastafi) Kota Subulussalam Periode 2023-2028 di Kompleks Dayah Perbatasan (DP) Minhajussalam, Kampong Kampung Baru, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Selasa (10/10).
Ketua Panitia Tgk. Nabawi, SH, MH melaporkan jika rangkaian maulid digelar berbagai aneka lomba, 3 – 10 Oktober 2023 dan Pelantikan Tastafi Kota Subulussalam.
Usai dilantik Ketua Tastafi yang juga Pimpinan DP Minhajussalam, Tgk. Syafruddin Alyusufi (Rais ‘Am) memberi sambutan mengatakan jika dirinya bukan ahli mengemban amanah di sana.
Namun dengan dukungan, diawali musyawarah, amanah itu diterima. Soal program Tastafi ke depan, ditegaskan perlu dukungan semua pihak, dengan salah satu prinsif saling menasehati.
Dikatakan, Tastafi memprogramkan akan mengkaji kembali kitab-kitab melayu hingga di tingkat kampong. Karenanya, dukungan semua unsur terkait di kampong diperlukan.
Kilas balik DP Minhajussalam pada 2010 atau 13 tahun lalu, kini tengah mengasuh 638 santri, alumni telah mencapai 383 santri. Soal prestasi, disebut sudah banyak diraih DP ini, bahkan telah membawa nama Kota Subulussalam di tingkat nasional.
Memberi sambutan, Wali Kota Subulussalam, H. Affan Alfian Bintang, SE diwakili Kepala Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah, Hotma Capah, S.Ag tegaskan jika pembinaan dan penguatan aqidah umat masih sangat penting di sana, sehingga kemitraan Tastafi dengan Pemko dinilai menjadi salah satu solusi.
“Kami harapkan kontribusi Tastafi untuk pembinaan dan penguatan aqidah umat”, pesan Capah. Dia berharap, Tastafi juga membangun kerjasama dengan ormas yang ada, termasuk melakukan pengawasan terhadap pihak atau kelompok yang diindikasi menyimpang dari aqidah Islam.
Tgk. H. Muhammad Amin Daud (Ayah Cot Treung), Pembina Tastafi Pusat memberi pengajian umum dan tausiyahnya mengatakan, hadir Tastafi di Kota Subulussalam cukup bersejarah. Kehadiran Tastafi, untuk melindungi pendidikan di Aceh.
Dikatakan, pendiri Tastafi Syeikh H. Hasanoel Bashry, Pimpinan Dayah Ma’had Ulum Diniyah Islamiyah (Abu MUDI) berkeinginan hadir, namun kondisinya kurang mengizinkan.
Pada momen itu, Ayah Cot Treung lebih membuka kesempatan kepada jamaah berdialog atau mengajukan pertanyaan dari berbagai persoalan. (b17)