ACEH UTARA (Waspada): Sosok Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah dinilai layak maju sebagai bakal calon gubernur dan menjadi saingan yang berpotensi mengalahkan Mualem dalam pilkada Aceh mendatang.
Hal itu diungkapkan Pengamat Sosial dan Politik Aceh Muslem Hamidi S. IP, Jumat (9/8) yang mengamati dinamika Pilkada di Aceh menjelang masa pendaftaran Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh.
“Kita memandang Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah layak menjadi kompetitor yang akan menjadi pesaing Muzakir Manaf (Mualem) pada Pilkada mendatang,” paparnya.
Dikatakannya beberapa nama yang belakangan muncul sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh kini makin redup. Diantaranya seperti Ruslan Daud (DPR-RI Fraksi PKB), T.M Nurlif (Golkar), Tu Sop (HUDA), kemudian Haji Sudirman (DPD-RI) dan Bustami Hamzah (Pj Gubernur Aceh).
Namun dari nama-nama tersebut, menurutnya, sosok Bustami Hamzah kian menguat sebagai Bacalon yang dianggap layak bertarung melawan Muzakir Manaf.
Apalagi Partai Nasdem baru saja mengeluarkan rekomendasi untuk Bustami Hamzah sebagai Calon Gubernur Aceh. “Kita meyakini ke depan akan ada partai-partai lain yang akan ikut bergabung mendukungnya eskalasi politik tentu akan semakin tinggi menjelang masa-masa pendaftaran di bulan Agustus ini,” ujarnya.
Muslem menjelaskan, saat ini Muzakkir Manaf yang akrab disapa Mualem sedang menjaring sosok yang akan mendampinginya. Beberapa nama yang sudah muncul sebagai bakal calon pendamping Mualem belum cukup mengejutkan publik. Bahkan sudah mudah untuk diprediksi. “Tapi jika Pak Bustami maju, maka sosok wakilnya tentu akan sangat memberikan efek kejut dan itu sangat dinanti-nanti oleh publik,” sebutnya.
Hingga saat ini menjelang masa pencalonan, politik masih sangat begitu cair. Dinamikanya masih akan terus berkembang. “Tapi saya yakin Pak Bustami akan menjadi rival yang kuat bagi Mualem. Setidaknya ada beberapa alasan mengapa Pak Bustami dinilai menjadi sosok yang tidak bisa dianggap remeh oleh PA jika ingin Mualem menjadi Gubernur Aceh ke depan,” tuturnya.
Beberapa tanda-tandanya, kata dia, dapat dilihat dari adanya gerakan-gerakan itu dibangun dan dilakukan. “Hampir di setiap daerah itu sekarang semuanya bergerak untuk mencalonkan Pak Bustami sebagai calon gubernur,” ucapnya.
Selain itu, terkait sikap pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Dalam Negeri yang tidak merespon apapun terkait gerakan-gerakan politik yang dibangun oleh Tim Bustami. Bahkan semua gerakan itu tidak ditegur terkesan memberi sinyal bahwa Bustami didukung oleh Pemerintah Pusat.
Padahal sudah ada Surat Edaran (SE) nomor 100.2.1.3/2314/SJ itu atau Mendagri juga bisa menegur. “Jika asumsi saya ini benar maka Pak Bustami adalah kandidat kuat yang berpotensi bisa mengalahkan Mualem. Aceh ke depan membutuhkan sosok pemimpin yang mempunyai jaringan dan hubungan yang baik dengan pemerintah pusat. Jika ingin membangun Aceh maka mulailah dengan modal tersebut. Apalagi Dana Otsus Aceh juga akan segera berakhir,” paparnya.
Di sisi lain, meskipun ada yang menganggap bahwa Mualem mempunyai hubungan baik dengan Prabowo sebagai Presiden terpilih, akan tetapi Bustami ini juga menjadi Pj Gubernur Aceh tentu karena kepercayaan pemerintah pusat.
Bahkan ketika saat ini Bustami wara- wiri dan membiarkan gerakan-gerakan politik di arus bawah menyuarakan pencalonannya tapi pemerintah pusat tetap membiarkannya.
“Oleh karenanya semua kita memiliki keyakinan bahwa Pak Bus ini benar-benar akan menjadi kandidat kuat bagi Mualem dan bisa juga Pak Bus adalah sosok yang diinginkan oleh pemerintah pusat untuk memimpin Aceh ke depan,” cetusnya. (b09)