SIGLI (Waspada): Kajian tentang hari jadi Kabupaten Pidie dipimpin Plh Bupati Pidie Drs Samsul Azhar dan diikuti tokoh adat, sejarahwan dan elemen masyarakat, Senin (10/6), menyepakati hari jadi Kabupaten Pidie dimulai dari era Islam Kerajaan Pedir.
“Kesimpulan sementara dari hasil Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Oproom Kantor Bupati Pidie, penyelerasan penetapan hari jadi Pidie itu dimulai pada era Islam” kata Junaidi Ahmad, juru bicara perumus hari jadi Pidie, Rabu (12/6).
Pun begitu dia menegaskan bahwa kesepakatan ini belum final, namun pihaknya telah menemukan titik poin. Hasil FGD pertama tersebut, kata dia, akan dibuat satu makalah baru oleh tim perumus atau tim kajian untuk dibahas pada FGD kedua.
Pada FGD kedua nanti, direncanakan akan mengundang para sejarahwan masyarakat Aceh, juga mengundang ahli pembaca naskah. “Kita punya naskah literatur. Karena ini FGD pertama kita sudah diskusi panjang sebenarnya dengan tim perumus ini, dan setelah mendapat titik poinnya baru kita sampaikan kepada sejarahwan Indonesia perwakilan Aceh, kemudian yang kedua nanti pada ahli filologi” katanya.
Sejujurnya, Pemkab Pidie sejak awal telah melibatkan ahli arkeologi, seperti Dr Husaini, dan makalah yang ditulis oleh Dr Husaini itu juga menjadi kajian oleh tim dalam FGD pertama.
“ Pemerintah sejak awal sudah mengajak ahli arkeologi untuk melihat situs situs sejarah yang mendukung eksistensi Pidie dari sisi historisnya pasca pra, sesudah Islam dan Pidie sebagai kerajaan tersendiri kemudian ketika Pidie menjadi bagian dari Kerajaan Aceh Darussalam,” kata Junaidi menjelaskan.
Sebelumnya, pada acara Focus Group Discussion (FGD) I Kajian Hari Jadi Pidie di Oproom Kantor Bupati Pidie, Senin (10/06), Plh Bupati Drs Samsul Azhar didampingi Plt Asisten I, Firman Maulana, S.STP, M.A.P, dalam sambutannya menyampaikan arahan, juga beberapa saran sebagai pemantik berfikir. Hal ini karena Pemkab Pidie tidak mempunyai catatan resmi mengenai tanggal hari jadi Pidie. ”Pentingnya untuk mengetahui Hari Jadi Pidie karena ini merupakan identitas, tidak bisa kita pandang sebelah mata,” katanya.
Karena itu dia mengajak untuk mencari serta membahas Hari Jadi Kabupaten Pidie untuk menganalisis fakta-fakta sejarah juga arkeologi agar dapat menghasilkan naskah akademik dan menjadi bahan penyusunan Qanun nantinya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pidie, Yusmadi, M.Pd dalam laporannya menyampaikan bahwa FGD ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan informasi pengetahuan awal mula Pidie sehingga dapat ditetapkannya Hari Jadi Kabupaten Pidie. Ia juga mengharapkan peserta FGD untuk dapat memberikan saran sebanyak-banyaknya dari data yang dipaparkan nantinya.
Pada FGD I beberapa narasumber yang hadir diantaranya ASN Pemerintah Aceh/ Dosen Pasca Sarjana Unmuha Banda Aceh dan Unida Banda Aceh Dr. H. Nadhar Putra, M.Si sebagai Pemakalah Utama, Umar Mahdi SH, MH, Dosen Fakultas Hukum Unigha/Pemerhati Politik dan Hukum sebagai pembanding I dan Junaidi S.Ag MH Dosen Fakultas Hukum Unigha/Peminat Adat dan Budaya sebagai pembanding I, serta Darmi, S.Pd M.S.i Dosen/Kaprodi Pendidikan Ekonomi Unigha Sigli sebagai Moderator Acara Focus Discussion Group.(b06)