SIGLI (Waspada): Pemerintah Kabupaten Pidie di bawah kepemimpinan Pj Bupati Drs Samsul Azhar, sigap menghadapi ancaman banjir luapan.
Samsul Azhar mengandalkan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD), Dinas PUPR, Dinas Permukiman serta beberapa dinas terkait lainnya cepat mengambil langkah-langkah preventif.
Hal ini dilakukan untuk menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi, dengan melakukan pengerukan sedimen di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kerap menimbulkan banjir luapan menyebabkan permukiman peduduk tergenang air bah.
Seperti dilakukan di DAS Krueng Tukah, Kecamatan Pidie dan Kota Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie. Di tengah hujan deras sejumlah alat berat seperti beko terus meraung-raung mengangkat sedimen dari permukaan sungai agar arus air sungai dapat mudah mengalir, tidak tertahan sedimen dan sampah-sampah rumah tangga dalam sungai.
Kabid Rehab Rekon BPBD Pidie, Ali Basyah Selasa (3/12), di tengah-tengah memantau pembersihan sedimen di dalam Krueng Tukah, Kota Sigli, melaporkan. pembersihan sungai dari sampah dan pengerukan sedimen serta rumpun bakau yang menyebabkan pendangkalan.
Pembersihan bukan saja pada DAS, melainkan pembersihan juga dilakukan pada pertain yang terdampak banjir. Begitupun Ali mengungkapkan kegiatan serupa dilakukan bukan saja pada DAS Krueng Tukah, namun dilakukan sejumlah titik rawan terjadi banjir luapan.
Diantaranya di Kecamatan Kembang Tanjong, Mutiara Timur dan kawasan rawan banjir lainnya. Khusus di DAS Krueng Tukah, Kecamatan Kota Sigli dan Kecamatan Pidie, kata dia tercatat, pengerukan atau pembersihan sedimen dilakukan sepanjang 2 Kilometer. Pembersihan menggunakan alat berat, dengan beberapa truk dikerahkan untuk mengangkut sampah secara bergantian.
Dia menambahkan bahwa pembersihan sepanjang 2 kilometer aliran Sungai Krueng Tukah dilakukan meliputi dari dari Kopi Jan sampai ke Kulam Kopi, Selanjutya dari jembatan Keunire ke Jembatan Cot Teungoh. Ini dilakukan selama masa tanggap darurat.
Pj Bupati Pidie Drs Samsul Azhar yang juga putra kelahiran Kota Sigli, menuturkan pembersihan sungai ini merupakan salah satu langkah penting dalam mencegah banjir di musim hujan.
Ia menekankan bahwa sungai harus berfungsi optimal sebagai sumber kehidupan sekaligus penampung air hujan.
Aliran air yang lancar akan membantu sungai menjalankan fungsinya sebagai penahan air dan mengurangi risiko banjir.
“Selain untuk mencegah banjir, pembersihan sungai ini juga bertujuan untuk meningkatkan volume air yang dapat dimanfaatkan masyarakat,” jelasnya.
Ia memastikan bahwa seluruh sampah akan diangkut hingga sungai benar-benar bersih. Samsul Azhar menyadari bahwa menjaga kebersihan lingkungan bukan tugas pemerintah semata, melainkan juga membutuhkan partisipasi aktif masyarakat.
Ia meminta warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai, karena hal ini merupakan penyebab utama banjir. Menjaga kebersihan sungai menjadi tanggung jawab bersama.(b06)