Aceh

Pemkab Abdya Diminta Serius Tangani Masalah Petani Paya Laot

Kecil Besar
14px

BLANGPIDIE (Waspada): Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Pemkab Abdya), diminta serius dalam menangani masalah yang menimpa kaum tani, di kawasan areal persawahan Paya Laot, Desa Lhueng Barou, Kecamatan Manggeng.

Dimana, setiap musim tanam hingga memasuki musim panen, para petani di kawasan areal Paya Loat, selalu ditimpa musibah rutin. Areal persawahan padi yang baru ditanam, selalu direndam banjir luapan. Akibatnya, petani di kawasan itu selalu harus menanam ulang tanaman padi mereka, paska banjir luapan surut. Bahkan, proses tanam ulang itu dalam sekali musim tanam, bisa berulang 3 hingga 4 kali, baru tamanan mereka selamat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Parahnya lagi, saat usia tanaman padi memasuki masa panen, kawasan itu kembali direndam banjir luapan. Sehingga, para petani gagal panen. Andaipun bisa dipanen sisa rendaman banjir, hasilnya sangat jauh dari harapan. “Persoalan di Paya Laot itu merupakan persoalan yang sudah berlarut-larut. Kejadiannya selalu sama tiap kali musim tanam dan musim panen. Sayangnya, persoalan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat kelas bawah itu, tidak pernah ditangani serius oleh Pemkab Abdya. Saat banjir surut, persoalan dianggap selesai. Padahal, banjir susulan selalu saja terjadi di kawasan itu,” ungkap Julinardi, salah seorang anggota DPRK Abdya Kamis (15/9).

Untuk diketahui tambahnya, selama ini sejak beberapa tahun, bahkan sudah lama, belasan hektare areal pertanian penduduk di kawasan Paya Laot, selalu direndam banjir luapan. Salah satu penyebabnya, akibat dari kian dangkalnya saluran pembuang yang berada di sepanjang jalan nasional Blangpidie-Tapak Tuan di kawasan itu. Saluran itu kian dangkal disebabkan kian tebalnya sendimen. “Tiap areal ini direndam banjir luapan, dinas teknis selalu turun ke areal itu, guna mempelajari masalahnya. Titik masalah ditemukan dinas teknis, namun penanganannya tidak ada. Artinya, orang-orang dinas teknis tersebut, turun bukan untuk mencari solusi, tapi hanya sekedar menonton kesusahan kaum tani. Sangat tidak manusiawi,” cecar Julinardi.

Menurut Julinardi, untuk mengatasi masalah banjir langganan kaum tani di areal Paya Laot dimaksud, Pemkab Abdya melalui dinas terkait, dapat mengambil tindakan dengan melakukan normalisasi saluran yang kian dangkal tersebut. Disamping itu katanya, saluran juga harus di beton. “Kalau dibiarkan seperti itu tersu menerus, tanpa normalisasi dan beton, banjir luapan di sawah Paya Laot tak akan pernah tuntas,” sebutnya.

Lambannya dinas teknis dalam menangani keluhan petani, demi bertahan hidup tersebut, sangat disesalkan politisi Partai Hanura ini. Menurutnya, dinas teknis yang menangani masalah pertanian kurang peka dengan kehidupan petani kelas bawah. “Mungkin persoalan ini dapat tuntas dengan bapak bupati langsung yang turun lapangan. Ini menyangkut ekonomi kaum tani. Fikirkan nasib mereka, yang menghidupi ratusan jiwa, dari hasil bercocok tanam,” tegasnya.

Julinardi berharap, Pj Bupati Abdya H Darmansah SPd MM, agar dapat turun langsung ke lokasi, agar persoalan yang mendera petani setempat dapat segera ditangani. “Kalau hanya mengandalkan dinas teknis, dengan bumbu laporan ‘lemak kuah’, tidak akan selesai masalah ini. Perlu ketegasan bupati dalam bertindak dan bersikap,” demikian Julinardi.(b21)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE