KUTACANE (Waspada): Kendati dibangun dengan biaya yang sangat fantastis tahun 2018 lalu dan menelan dana Rp5 miliar lebih, namun Pasar Rakyat Lawe Habun Jaya kecamatan Babul Rahmah, sama sekali belum menghasilkan bagi Pemkab Aceh Tenggara.

Informasi diterima Waspada dari berbagai sumber menyebutkan, Pasar Rakyat Lawe Habun yang terletak di simpang Kute Mutiara Damai kecamatan Babul Rahmah yang bersumber dari APBN 2018 senilai Rp5,7 miliar
Namun, ujar warni, salah seorang pedagang di kecamatan Babul Rahmah menyebutkan, sejak selesai dibangun akhir 2018 lalu, pasar Rakyat Lawe Habun yang terletak di pinggir jalan ruas kabupaten Mbarung- Kedataran tersebut, hanya berfungsi selama satu tahun lebih, setelah itu perlahan tapi pasti mulai ditinggalkan pedagang dan warga.
Pasalnya, selain sering terendam banjir akibat struktur tanah yang awalnya berlumpur, lokasi pasar rakyat Lawe Habun yang berdekatan dengan kute (Desa) Dolok Nauli, Lawe Maklum, Meranti, Lumban Sitio-tio, Mutiara Damai, Alas Mesikhat dan beberapa kute lainnya tersebut, perawatannya terkesan diabaikan.
“Lihat saja pak, sampai sekarang jalan disamping pasar Rakyat Lawe Habun sebagai salah satu akses masuk ke pajak tersebut berlumpur dan tergenang air, akibatnya pedagang dan warga enggan datang ke pasar terbesar di Kecamatan Babul Rahmah tersebut,” sambung warga lainnya, seraya berharap Pemkab melalui dinas terkait merawat dan merenovasi lagi bangunan pasar berbiaya lima miliar rupiah tersebut.
Pastinya, sedikit saja diguyur hujan, lokasi pasar rakyat Lawe Habun tersebut,langsung terendam dan tergenang air, karena itu pedagang lebih mau berjualan di pasar mingguan lainnya, karena tak ada tempat yang aman memajang dagangan, akibat banjir dan lumpur.
Akhirnya pedagang dan warga sebagai konsumen yang berdatangan dari berbagai penjuru Kecamatan Babul Rahmah, Babul Makmur dan Tanoh Alas serta dari kecamatan lainnya, lebih memilih tak berdagang di pasar rakyat Lawe Habun yang dibangun dengan dana Rp5,7 miliar tersebut.
Karena telah lama tak difungsikan pedagang dan warga, pasar rakyat Lawe Habun yang letaknya sangat strategis karena berada di persimpangan jalan menuju beberapa kute, perlahan-lahan bangunan mewah berbiaya besar tersebut mulai rusak dan keropos akibat tak adanya perawatan, bahkan dalam 3 tahun terakhir, pasar rakyat tersebut jadi tempat jin buang anak.
Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Tenaga Kerja Agara, Rahmad Fadli.S.STTP kepada Waspada, minggu ( 4/12) membenarkan, terbengkalainya pasar rakyat Lawe Habun di Kecamatan Babul Rahmah tersebut selama beberapa tahun.
“Benar, sejak beberapa tahun terakhir paska dibangun tahun 2018 lalu, pasar rakyat itu tak berfungsi lagi karena telah ditinggalkan pedagang dan warga, karena berbagai sebab dan kondisi alam,” ujar Fadli.
Rencananya, tahun 2023 akan datang, pasar rakyat Lawe Habun akan kita rehab dan kita renovasi, karena selama ini masalah banjir dan jadwal pasar mingguan bentrok dengan pasar mingguan lainnya di Kecamatan Lawe Alas dan Kecamatan Tanoh Alas maupun dengan pasar di Kecamatan Babul Rahmah.
Masalahnya sejak dibangun 2018 lalu sampai sekarang, status pasar rakyat Lawe Habun tersebut belum diserahterimakan pada pihak Pemkab Aceh Tenggara, karena itu tahun ini belum bisa kita rehab dan kita renovasi, ” ujar Rahmad Fadli seraya mengatakan telah mengajukan usul kepemilikan pasar rakyat tersebut pada pihak Pemkab bersama pasar rakyat lainnya yang dibangun dengan sumber dana APBN.(b16)