Scroll Untuk Membaca

Aceh

Non Muslim Aman Dan Nyaman Beribadah Di Aceh

Non Muslim Aman Dan Nyaman Beribadah Di Aceh
Kecil Besar
14px

BANDA ACEH (Waspada): Mayarakat non muslim yang bermukim di Aceh mengakui cukup nyaman dalam menjalankan ibadahnya di tanah Rencong. “Semua berlangsung aman dan nyaman, tak ada masalah kok,” ujar Yuswar, tokoh Buddha di Banda, Sabtu (31/12).

Yuswar, satu dari lima tokoh lintas agama yang berbicara dalam diskusi refleksi kerukunan tahun 2022 Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) bersama media dan stakeholder lainnya. Diskusi ini dihadiri Ir Paini (Hindu), Baron Ferrison Pandiangan SAG MTH (Pimpinan Katolik), Eliudin Gea MPd (Kristen), Yuswar (Buddha), Tgk Abdullah Usman (FKUB) dan Muhammad Nas (Dinas Dayah/Pemda) serta A Hamid Zein (Ketua FKUB).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Non Muslim Aman Dan Nyaman Beribadah Di Aceh

IKLAN

“Saya sudah 72 tahun lebih. Lahir dan hidup di Aceh, tidak ada masalah. Yang bilang Aceh itu intoleran, orang yang tak pernah tahu masalahnya,” tambah dia.

Dikatakan, sangking harmonis hubungan umat antar beragama di Aceh, ia bahkan setiap acara Maulid diundang dan menikmati hidangan.”Bahkan ada tetangga nikahan, saya ikut mendampingi di KUA,” cerita pengusaha yang juga mantan ketua PP Banda Aceh ini.

Hal serupa juga diungkapkan Baron Ferrison Pandiangan SAG MTH, sebagai Pimpinan Katolik di Banda Aceh. “Perayaan Natal kami berlangsung penuh khidmat, tapi ada halangan. Sudah bertahun-tahun saya tinggal di Aceh, sebiji batu pun tak yang masuk ke rumah ibadat kami,” sebut dia.

Kata dia, umat Katolik tidak pernah menerima gangguan apa pun selama beribadah, termasuk saat perayaan Natal. “Tidak ada intimidasi apa pun kami terima. Sampai saat ini, tidak ada gangguan sekecil apa pun. Toleransi yang baik ini menjadi kekuatan bersama membangun kerukunan umat beragama di Provinsi Aceh,” kata Baron.

Baron menambahkan, pada sisi lain dia juga melihat pelajar nonmuslim, terutama perempuan juga begitu nyaman di sekolah. Tidak ada paksaan kepada mereka memakai jilbab. “Mereka juga berbaur bersama teman-teman mereka yang mayoritas muslim. Jadi, kami menyayangkan ada survei menyebutkan Aceh intoleransi. Kalau ingin melihat bagaimana toleransi di Aceh, maka datang ke Aceh dan melihatnya secara langsung,” tukas Baron.

Tokoh Hindu Paini, menambahkan, mereka sudah ada di Aceh sejak beberapa generasi. Hingga kini, umat Hindu yang cuma seratusan orang, tapi bisa hidup berdampingan. “Kami lahir dan besar di Aceh. Kami hidup berdampingan dengan masyarakat Aceh yang mayoritas muslim. Bahkan pernah dipercaya menjadi anggota Tuha Peuet, lembaga legislatifnya desa,” kata Paini yang juga pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) ini.

Sementara Ketua FKUB A Hamid Zein mengatakan, kerukunan umat beragama di Aceh terjaga dengan baik.”Kerukunan umat beragama terjaga dengan baik. Aceh sangat toleran, sangat damai rukun. Nonmuslim yang minoritas di Aceh aman dan nyaman beribadah di Aceh,” katanya.

Ia menyebutkan, pihaknya terus berupaya merawat kerukunan umat serta meningkatkan toleransi antarumat beragama.”Masyarakat Aceh beraneka suku dan agama. Masyarakat Aceh yang multikultural hidup berdampingan antara mayoritas dan minoritas. Baik mayoritas maupun minoritas saling menjaga satu sama lain dalam bingkai persaudaraan,” kata Hamid Zein.

Mantan Sekretaris DPR Aceh itu menyebutkan dengan penduduk lebih enam juta orang beragama Islam. Kristen 52 ribu orang, Katolik 6.181 orang, Budha sebanyak 6.863 orang dan Hindu hanya 187 orang. “Kerukunan umat beragama jauh sebelum kemerdekaan dan kini tetap terus terjaga. Jadi, kami menyesalkan ada survei yang menyatakan Aceh intoleransi,” tutup dia. (b04)

Teks Foto: Diskusi Refleksi Kerukunan Tahun 2022 yang digelar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Banda Aceh. Waspada/Ist

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE