BLANGPIDIE (Waspada): Secara umum, nasib tenaga kependidikan (guru), yang bertugas di wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dinilai belum sejahtera. Bahkan, masih jauh dari sejahtera.
Untuk itu, Pemerintah khususnya Pemkab Abdya, diminta agar seius dalam memperhatikan nasib guru, yang dinilai belum mendapatkan kesejahteraan secara layak. “Kesejahteraan guru perlu mendapatkan perhatian serius. Karena, hingga saat ini kami masih menemukan ada guru kontrak yang menerima honorarium kecil dan dibayar terlambat,” ungkap Rusli S.Pd, Ketua Koalisi Barisan-Guru Bersatu (Kobar-GB) Abdya Sabtu (25/11).
Lelaki yang sangat akrab disapa Iliek Pantoe Mungil ini mengatakan, bertepatan dengan momen peringatan Hari Guru Nasional (HGN), yang dilaksanakan hari ini, pihaknya meminta momentum itu dapat menjadi acuan keseriusan Pemkab Abdya, dalam memperhatikan kesejahteraan guru, khususnya yang bertugas di wilayah setempat. “Disatu sisi, kita terus memperingati hari guru. Namun disisi lain, kita terkadang lupa dan tidak fokus terhadap kepentingan guru, baik dari segi pelayanan maupun kesejahteraan,” sebutnya.
Iliek Pantoe Mungil juga menyebutkan, momentum hari guru tidak hanya sekadar acara seremonial yang setiap tahunnya diperingati. Namun, diharapkan sesuatu hal positif dapat terwujud, dari balik peringatan tersebut. “Selaku yang memimpin koalisi saat ini, kami sering menerima keluhan dari guru kontrak, mereka kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Bahkan, honorarium yang mereka terima tidak seimbang dengan pengabdian, malah dari 5 bulan mereka bekerja, terkadang dibayar cuma 1 bulan saja, itupun kalau ada,” urainya.
Padahal, guru kontrak juga mempunyai kebutuhan. Terutama bahan bakar minyak untuk ke sekolah. Belum lagi kebutuhan yang lain. “Sekali lagi kami tegaskan, Pemkab Abdya harus peka dengan nasib guru. Jangan hanya terpusat pada kegiatan-kegiatan fisik semata, yang sifatnya kejar target,” demikian Iliek Pantoe Mungil.(b21)