Scroll Untuk Membaca

Aceh

Nabi Muhammad Suri Tauladan

BUYA H. Qaharuddin Kombih, S.Ag, M.Ag memberi tausiyah Peringatan Maulid Nabi Muhammad di Masjid Al Iman, Jontor. (Waspada/Khairul Boangmanalu)
BUYA H. Qaharuddin Kombih, S.Ag, M.Ag memberi tausiyah Peringatan Maulid Nabi Muhammad di Masjid Al Iman, Jontor. (Waspada/Khairul Boangmanalu)

SUBULUSSALAM (Waspada): Nabi Muhammad SAW suri tauladan, contoh terbaik di muka bumi. Sifat sidik, amanah, tablig dan fathanah contoh paripurna untuk semua umatnya. 

Demikian tausiyah H. Qaharuddin Kombih, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 Hijriah di Masjid Al Iman, Kampong Jontor, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Minggu (8/10) malam.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Nabi Muhammad Suri Tauladan

IKLAN

“Soal Peringatan Maulid Nabi, ada menyebut diada-adakan, bid’ah dan ada yang menyebut sunah. Namun intinya, tidak boleh saling salahkan karena masing-masing punya dasar, alasan”, jelas Qaharuddin. 

Memperingati hari lahir nabi sebagai bentuk mencintai Nabi Muhammad  mendapat syafaat/pertolongan dari Allah Swt. Syafaat diperlukan karena baik atau banyak amal setiap orang belum cukup mengantar ke surga. 

Disebut tahun gajah karena pasukan Abrahah dari Yaman datang ke Mekah, termasuk 13 ekor gajah mau menghancurkan ka’bah. Burung ababil membawa batu-batu kecil di mulut dan kaki menjadi alat untuk melumpuhkan pasukan Abrahah.

Kisahkan sejarah Nabi Isa AS dan muridnya dalam perjalanan panjang dengan sejumlah kejadian hingga berpisah karena murid tak jujur dan tak mampu mengendalikan nafsu. 

Saat akan berjalan, Nabi Isa siapkan tiga potong roti, dibagi tiga. Satu disimpan murid sebagai stok, meski ketika Nabi Isa singgah di sungai si murid menghabiskan roti itu. Lalu saat singgah di suatu tempat roti diminta, si murid akui tidak ada lagi atau hilang.  

Dalam lanjutan perjalanan, Nabi Isa melakukan penyembuhan terhadap orang buta dan sakit kusta, lantas menyeberangi sungai berjalan di atas air menyembelih seekor rusa, dimasak lalu dimakan, namun dihidupkan kembali oleh Nabi Isa. 

Pada setiap momen singgah dan kejadian itu, murid tetap memuji kehebatan guru, meski guru pastikan itu kuasa Allah. Di setiap momen itu pula, guru bertanya siapa memakan roti mereka meski tak pernah diakui si murid jika dialah yang memakan.

Singgah dan istirahat terakhir di sebuah bukit, ditemukan bongkahan emas. Tiga bongkahan emas dibagi tiga, satu disimpan sang guru. Ditanya dikemanakan emas itu, dijawab guru akan diberi kepada yang mengaku memakan roti. Sang murid spontan akui, dirinyalah yang memakan roti itu. 

Tiga bongkah emas diserahkan kepada murid, sang guru pergi dan keduanya berpisah. 

Saat sendiri, dua orang perampok datang dan meminta emas. Sang murid yang ditinggal guru tawarkan bagi tiga. Sebelum dibagi, satu di antara perampok membeli makanan, jauh dari lokasi itu.  

Dua orang yang tinggal sepakat mencelakakan rekan mereka jika kembali agar emas dibagi dua. Namun si pembeli makanan juga mencampur makanan keduanya dengan racun agar bongkahan emas jadi miliknya. 

Tiba di lokasi, si pembeli makanan dibunuh dan makanan disantap. Usai makan keduanya tewas. Emas tetap utuh, tiga pemuda mati karena tidak jujur, serakah dan tidak mampu mengendalikan nafsu. (b17)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE