LANGSA (Waspada) : Miris, sejak kemarin, Selasa (1/11), hingga hari ini, Rabu (2/11) warga Desa Melidi dan sejumlah gampong lainnya di Kecamatan Simpang Jernih daerah pedalaman Aceh Timur, wilayah pantai timur Provinsi Aceh, dilaporkan terkurung atau terisolir dampak dari banjir besar.
Pasalnya sejak berapa hari lalu air sungai daerah itu meluap dan kemarin air luapan semakin parah disebabkan curah hujan tinggi di daerah pegunungan wilayah tersebut.
Akibatnya, akses transportasi air melalui sungai Batu Katak ini lumpuh total, warga tidak berani melalui sungai yang volumenya tinggi serta arusnya cukup deras.
Informasi ini dilaporkan Geuchik Desa Melidi, Zulkarnain, kepada wartawan via WhatshApp, Rabu (2/11).
Geuchik juga mengirimkan berapa video rekaman luapan air sungai ke Desa Melidi. Sungai itu selama ini mengaliri air dari Pindeng, Lesten, Aceh Tenggara dan Gayo Lues ke arah Aceh Tamiang.
“Daerah kami sudah banjir sejak kemarin, air sungai tinggi dan arusnya cukup kencang, kami tidak bisa turun ke Babo Aceh Tamiang membeli makanan,” ujar Keuchik.
Zulkarnain menambahkan, sampai kapan luapan air dan akan surut tidak bisa dipastikan, karena hujan masih mengguyur daerah pegunungan wilayah tersebut.
Air luapan sungai sudah mencapai dataran tinggi atau bukit dimana posisi rumah-rumah penduduk di Desa Melidi tersebut.
Saat ini masyarakat Desa Melidi maupun Desa Tampur Paloh, Tampur Bor, HTI Ranto Naro, tidak bisa menggunakan akses jalur sungai untuk turun ke pasar Babo membeli bahan makanan.
Sedangkan stok makanan masyarakat di sana semakin menipis, jika luapan air terus berlanjut hingga berapa hari mendatang maka tidak diketahui nasib mereka alias warga bisa kelaparan.
Sedangkan akses jalan darat warga di sana belum ada yang memadai, hanya ada jalur tikus melewati jalan hutan yang bisa dilalui warga menuju Babo Aceh Tamiang, namun hanya bisa dilalui sepeda motor sejenis trail saja.
“Sekarang jalur tikus yang kami gunakan jika keadaan darurat juga tak bisa dilalui, karena jembatan darurat di anak sungai rusak semuanya,” ujarnya.
Bahkan bukit awan di daerah Babo Aceh Tamiang, timpal Keuchik, juga sudah tak bisa dilalui karena ada berapa titik longsor, banyak pohon tumbang.
“Kami memohon perhatian pemerintah, warga kami terancam kelaparan jika kondisi sekarang ini,” keluh geuchik dalam pesan singkatnya.

Sementara itu, data yang diterima wartawan dari Babhinsa Koramil Simpang Jernih dimana perkembangan situasi paska banjir akibat curah hujan yang tinggi saat ini debit air di sungai kiri aliran dari lesten mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan arus sungai cukup deras atau kencang.
Untuk perkembangan situasi akibat meluapnya kembali air sungai sampai saat ini masih dimonitor oleh Babinsa dari Koramil Simpang Jernih di beberapa Desa yang rawan banjir.
Babinsa menghimbau Masyarakat untuk berjaga-jaga nengantisipasi datangnya banjir kembali dikarenakan luapan air sungai semakin meninggi. (crp)
Waspada/Ist
Video banjir mengepung desa Melidi dan sejumlah gampong lainnya di Kecamatan Simpang Jernih, daerah pedalaman Aceh Timur, wilayah pantai timur Provinsi Aceh, dilaporkan terkurung atau terisolir dampak dari banjir besar, Rabu (2/11). Waspada.id/Ist











