IDI (Waspada): Material dari bekas galian tanah di lokasi Buket Pala, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, kian mengganggu pengguna jalan Banda Aceh – Medan di kawasan Idi Rayeuk. Tidak sebatas licin dan berpotensi kecelakaan, namun cipratan air saat dilintasi mobil berdampak fatal terhadap pengendara sepeda motor.
“Sejak dulu sampai sekarang, saat hujan material galian C ini mengalir ke jalan. Dampaknya terhadap keselamatan pengguna jalan bukan sehari dua hari, tapi selama terjadi musim hujan,” ujar Hasan, tokoh masyarakat Idi Rayeuk, kepada Waspada, Selasa (7/2).
Dia berharap, pemerintah membangun talud sepanjang jalan negara mulai dari perbatasan pagar RSU Graha Bunda Idi tembus lokasi Rumah Makan Hasan Dek, sehingga material galian C tidak mengalir ke jalan negara dan mengganggu pengguna jalan raya dari dua arah. “Jika tidak dibangun talut, maka sepanjang musim hujan akan terus seperti ini,” urai Hasan.
Rahmad Hidayat, tokoh pemuda Idi Rayeuk terpisah menambahkan, jalan negara di kawasan Buket Pala kerap tergenang dengan ketinggian air mencapai 30 centimeter dan radius 50 meter. “Hal ini terjadi saat musim penghujan, jadi kita harapkan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN)-I Aceh, membangun talud untuk menahan material galian C,” kata Sayed Juragan, sapaan Rahmad Hidayat.
Dia juga menambahkan, BPJN juga perlu membangun drainase (parit—red) di sebelah utara untuk memperlancar pembuangan air hujan, karena kerusakan jalan di titik tersebut akibat lama tergenang saat hujan. “Parit harus dibangun sepanjang 100 meter. Begitu juga dengan gorong-gorong juga perlu diperlebar, sehingga arus transportasi lancar dan tertib,” demikian Sayed Juragan. (b11)