SINGKIL (Waspada): Masyarakat di Kecamatan Singkil selalu mengeluhkan air PAM yang sering macat dan sudah menjadi penyakit menahun. Kendati hingga kini pihak PDAM Tirta Singkil belum mampu menanganinya dan memberi kepuasan kepada pelanggan.
Salah seorang warga BRR Pulo Sarok Kiki, kepada Waspada.id, mengeluhkan pelayanan air bersih yang sudah tidak hidup sejak lama. “Padahal sebelumnya, meski air tidak keluar kami tetap membayar bulanan. Namun karena sudah tidak pernah hidup lagi sekarang sudah tidak kami bayar lagi,” ucap Kiki.
Sementara ibu-ibu lainnya, juga menyayangkan persoalan air bersih yang tidak kunjung normal hidupnya. Padahal disebutkannya mereka selalu tepat waktu membayar. Sayangnya, air baru mulai hidup pada malam hari sampai pukul 06:00 WIB. “Malam hari jadwal kita tidur, masak harus nunggu untuk nampung air,” keluh warga lainnya.
Terpisah tokoh muda Singkil Mustafa warga di Pulo Sarok Singkil, Jumat (14/10) meminta pihak PDAM harus segera mencari solusi menangani keluhan pelanggan akibat sering terhentinya pelayanan air bersih kerumah-rumah warga.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih para pelanggan PDAM Singkil, masyarakat terpaksa menggunakan air sumur bor yang berbau dan berwarna.
“Karena persoalannya pipa induk yang sering bocor dan mengganggu pasokan air ke pelanggan, sehingga solusi penanganannya dengan mengaktifkan kembali Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang ada di Kampung Sukamakmur Singkil,” ucap Mustafa.
Mustafa mengatakan, sebenarnya keberadaan IPA PDAM yang ada di Sukamakmur itu mestinya dari dulu difungsikan kembali, sebab katanya PDAM pertama dari dulu itu berada di IPA sukamakmur tersebut.
“Saat IPA PDAM Sukamakmur dulu berfungsi distribusi air selalu normal ke pelanggan, karena lokasi IPA tersebut sangat strategis serta jarak tidak jauh untuk mendistribusikan air pelanggan yang ada di Wilayah Kecamatan Singkil sehinga distribusi air bersih selalu normal ke pelanggan,” sebut Mustafa
Sampai saat ini pasokan air yang di olah PDAM Tirta Singkil dari sungai singkil itu masih sering macet dan sebagian keluhan pelanggan ada yang sudah berbulan- bulan air tidak sampai ke rumahnya, beber Mustafa.
Dijelaskannya, semenjak gempa dan tsunami 2004 dan gempa 2005 IPA PDAM Singkil dipindahkan ke Kampung Peabumbung.
Mestinya, IPA Sukamakmur kembali difungsikan, maka akan menambah tekanan air di dalam pipa induk sehingga dengan cepat distribusi air akan sampai ke pelanggan.
Untuk itu menurut Mustafa salah satu solusi cepat agar distribusi air bersih yang di olah PDAM itu tidak macet dengan memfungsikan kembali IPA PDAM Sukamakmur yang sudah lama tidak berfungsi.
“Kemudian apabila distribusi air PAM ini normal tidak macet-macet maka pelanggan akan puas dengan layanan yang di berikan oleh PDAM Singkil, sehingga pelanggan PDAM akan semakin bertambah banyak dan dapat menambah pendapatan Daerah melalui PDAM Tirta Singkil,” pungkas Mustafa.
Terkait keluhan pelayanan air minum (PAM) tersebut, Direktur PDAM Tirta Singkil Yusbardin dikonfirmasi Waspada.id mengatakan, persoalan air macat merupakan persoalan yang terjadi dari zaman-ke zaman.
“Air macat ini disebabkan, pipa induk PAM banyak yang bocor dan pecah-pecah. Karena, menggunakan pipa jenis PPC ketahanannya kurang maksimal. Seharusnya digunakan pipa jenis PPE, lebih dijamin ketahanannya,” katanya.
Sementara solusi untuk diaktifkannya kembali IPA yang ada di Suka Makmur Singkil itu, sebelumnya sudah disampaikan ke Pemerintah setempat.
Memang diakuinya IPA itu lokasinya ditengah kota dan tanahnya padat. Sehingga dipastikan mampu menangani persoalan pelanggan ini. “Sudah kita sampaikan tapi sayangnya sampai saat ini permintaan itu belum juga dikabulkan,” ucap Yusbar.
“Sudah kami sampaikan ke Dinas PUPR, jika ingin mengaktifkan IPA kembali Pemerintah setempat harus menyediakan anggaran dana di bawah Rp5 miliar. dengan dana sebesar itu, IPA bisa aktif kembali dan insya Allah air PAM mengalir normal dan lancar ke pelanggan,” tambahnya.
“Atau opsi lainnya yakni, dengan mengambil mesin pengolahan air Water treatment plant (WTP) yang tidak terpakai di Simpang Kanan dan mengalihkannya untuk IPA Suka Makmur,” beber Yusbardin. (B25)