Scroll Untuk Membaca

Aceh

Masyarakat Aceh Barat Peringati Syahidnya Teuku Umar

Masyarakat Aceh Barat Peringati Syahidnya Teuku Umar
Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal melakukan tabur bunga di makam pahlawan nasional, Teuku Umar Johan Pahlawan, di Desa Mugo, Kabupaten Panton Reu, Aceh Barat, Sabtu (11/2). (Waspada/Ist)
Kecil Besar
14px

BANDA ACEH ((Waspada): Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, mengajak seluruh masyarakat, khususnya di Kabupaten Aceh Barat, untuk merawat malam pahlawan nasional Teuku Umar Djohan Pahlawan.

Pernyataan itu disampaikan Almuniza usai mengikuti upacara ziarah memperingati syahidnya Teuku Umar ke-124 di Desa Mugo, Kabupaten Panton Reu, Aceh Barat, Sabtu (11/2),. Acara ini diselenggarakan oleh Pemkab Aceh Barat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Masyarakat Aceh Barat Peringati Syahidnya Teuku Umar

IKLAN

“Pemerintah provinsi tahun 2021 sudah menggelontorkan dana sekitar RR3 miliar untuk membangun (merevitalisasi) akses ke objek wisata sejarah makam Teuku Umar. Saya harap para budayawan, pegiat wisata dan sejarah, serta masyarakat di Aceh Barat terus menjaga kelestariannya,” ujar Almuniza.

Berdasarkan catatan Disbudpar Aceh tahun 2022, di Aceh Barat ada 26 cagar budaya dan total objek wisata sebanyak 35 spot. Oleh karena itu, Almuniza menilai kota kelahiran Teuku Umar ini memiliki banyak potensi untuk menarik minat kunjungan wisatawan. Apalagi, pada tahun 2021 Pemerintah Aceh telah menggelontorkan dana senilai Rp3,5 miliar untuk merevitalisasi objek wisata religi dan bersejarah itu.

“Banyak potensi yang bisa digarap di sini. Teman-teman bisa membuat atraksi (budaya dan pariwisata), salah satunya kegiatan seperti ini, haul, bisa dimaksimalkan agar wisatawan datang ke sini. Ayo berwisata di salah satu cagar budaya unggulan di Aceh Barat ini,” pungkasnya.

Sejarah Singkat Teuku Umar

Teuku Umar adalah salah satu pahlawan nasional dan terkenal dengan strategi gerilyanya melawan penjajahan Belanda. Status Teuku Umar sebagai seorang pahlawan nasional dikukuhkan dalam SK Presiden No. 087/TK/1973 tanggal 6 November 1973.

Ketika perang Aceh meletus pada tahun 1873, kala itu Teuku Umar yang masih berumur 19 tahun sudah berjuang di medan perang bersama pejuang-pejuang lainnya. Pada tahun 1983, Teuku Umar memutuskan melakukan taktik berpura-pura bekerja sama dengan Belanda dan memperoleh kepercayaan Belanda.

Semua itu dilakukannya demi menghimpun senjata dan informasi mengenai Belanda. Setelah itu, Teuku Umar kembali ke sisi rakyat Aceh dan memimpin perang Aceh.

Belanda yang merasa dikhianati oleh Teuku Umar langsung menargetkannya sebagai buronan utama. Tentara Belanda menangkap Teuku Umar. Mereka melakukan serangan mendadak ke daerah Meulaboh membuat pasukan Teuku Umar terkepung. Pada 11 Februari 1899 di medan pertempuran itu, Teuku Umar gugur tertembak. (b03)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE