ACEH UTARA (Waspada): Mantan Kepala Bagian Organisasi di Setdakab Aceh Utara, Fauzan berhasil meraih gelar doktor di Universitas Andalas (Unand) Padang.
Dari beberapa sumber yang diperoleh Waspada, Rabu (1/6) siang, Doktor Studi Pembangunan pada Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat itu kepada awak media menyebutkan, tesisnya berjudul ‘The Humanistic Dimension and Certainty For Sustainable Refugee Management towards the Role of Transnational Corporations (TNCs): A Case Study of Rohingya Refugee Management in Aceh, Indonesia.
“Alhamdulillah…Atas kemudahan yang Allah berikan, saya mampu menjawab pertanyaan dengan baik dan lancar, serta dapat mempertahankan argumen atas disertasi yang saya buat dan berhasil lulus dengan predikat sangat memuaskan,” sebut Fauzan bahagia.
Kepada awak media Fauzan juga mengatakan, ujian terbuka promosi doktor bagi promovendus diikuti pada, Selasa (31/5).
Lebih jauh dijelaskan, lahirnya judul disertasi seperti yang telah disebutkan di atas berawal dari permasalahan seringnya kedatangan pengungsi Rohingya di perairan Aceh dari tahun 2015.
Penanganan yang diberikan hanya dari sisi kemanusiaan dan hanya pada penyelamatan ke pinggir pantai serta pemberian akomodasi sehingga tidak mendapatkan penghidupan yang layak.
“Tidak ada kepastian untuk mengirimkan mereka ke negara ke tiga. Kemudian tidak ada titik terang terhadap status tetap dikarenakan ketidakpastian keberadaan mereka di negara transit,” sebut Doktor Studi Pembangunan itu.
Atas persoalan itulah, kata Fauzan, dirinya membuat penelitian karena ingin mengetahui lebih dalam terkait persoalan konsepsi kemanusiaan dan kepastian dalam penanganan pengungsi Rohingya di Aceh.
Setelah diteliti, kata dia, kemitraan merupakan aspek kemanusiaan yang paling penting dalam menangani permasalahan pengungsi Rohingya, seperti best practices dari pengalaman Turki dan Uni Eropa. Turki melakukan kemitraan dengan pihak swasta melalui internship atau magang di perusahaan TNCs yang sebagiannya diterima bekerja di anak perusahaan mereka.
Kemudian dari sisi kepastian status memerlukan regulasi di tingkat global dan nasional melalui inisiasi pemanfaatan dana CSR untuk pembentukan center of excellence dalam melatih para pengungsi dan masyarakat lokal sehingga status pengungsi nantinya lebih qualified untuk dikirim ke negara ke tiga oleh UNHCR. (b07)
Teks foto: Dr. Fauzan bersama isteri, yang juga berhasil menyelesaikan pendidikan spesialis jantung. Ke duanya merupakan PNS di lingkungan Pemkab Aceh Utara. Waspada/Ist











