Scroll Untuk Membaca

Aceh

Malik Azh-Zhahir Sultan Samudera Pasai Cinta Ahli Fiqh

SULTAN Al-Malik Azh-Zhahir,seorang raja terkemuka dan pemurah, bermazhab Syafi’i, menyukai para ahli fiqh dan menghadiri majelis mereka untuk membaca dan mengulangi.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Malik Azh-Zhahir Sultan Samudera Pasai Cinta Ahli Fiqh

IKLAN

Demikian, sepenggal terjemahan tulisan Ibnu Baththuthah asal Maroko, tentang Sultan Samudera Pasai penerus Malikussaleh.Tulisan dari Rihlah Ibn Baththuthah (The Travels of Battutah), terpajang rapi di dinding Museum Malikussaleh, Gampong Beuriengen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara. Museum ini berada di kawasan makam Malik Azh-Zhahir yang berdampingan dengan makam pendiri Kerajaan Samudera Pasai, Sultan Malikussaleh.

Pantauan penulis, Rabu (20/4) komplek makam sultan-sultan Samudera Pasai tersebut tertata rapi. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara terus membangun komplek dan museum yang selalu ramai dikunjugi warga. Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara, H.Jamaluddin,M.Pd, tahun ini juga telah dianggarkan dana untuk pembangunan museum yang menyimpan berbagai peninggalan Kerajaan Samudera Pasai.

Dalam tulisan Ibnu Baththutah yang terdapat di Museum Malikussaleh juga dijelaskan, Malik Azh-Zhahir seorang yang rendah hati. Sering pergi Shalat Jumat dengan berjalan kaki. Sementara rakyatnya pengikut Mazhab Syafi’i, sangat menyukai jihat, mereka pergi berjihat bersamanya secara suka rela, dan berkuasa atas jiran-jiran mereka yang non-muslim. Mereka para non-muslim membayar jizyah (pajak) untuk berdamai.

Hasil Penilitan CISaH

Kehidupan Sultan Al-Malik Azh-Zhahir, juga telah diteliti oleh Central Information for Samudera Pasai (CISaH). Penelitian diantaranya dilakukan pada nisan makam sultan di Gampong Beuringen.

Ketua CISaH ABD Hamid menjelaskan, pada nisan yang terbuat dari batu granit itu terpahat Bahasa Arab tertulis, inilah kubur orang yang berbahagia lagi syahid. Orang yang dirahmati (almarhum), sultan putera. Sultan, Al-Malik Azh-Zhahir. Syamsuddunya waddin (matahari dunia dan agama), Muhammad bin Al-Malik. Ash-Shalih. Wafat pada malam Ahad. Kedua belas dari bulan Zul Hijjah. Tahun dua puluh enam dan tujuh ratus dari hijrah Nabawiyyah (726 hijriah).Ia adalah Almarhum Sultan Al-Malik Azh-Zhahir Syamsuddunya wad din Muhammad bin Al-Malik Ash-Shalih. Selain itu pada nisan juga terpahat beberapa ayat Suci Al-Quran.

ABD Hamid juga menjelaska, gelar Al-Malik Azh-Zhahir (raja yang kuat), seperti yang disandangnya, telah pernah pula digunakan oleh Sultan Ruknuddin Baibras di Mesir. Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah telah menuturkan bagaimana Sultan tersebut menggantikan gelarnya dari “Al-Qahir”, yang dianggap membawa pertanda buruk, menjadi Azh-Zhahir.

Zainal Abidin.

Malik Azh-Zhahir Sultan Samudera Pasai Cinta Ahli Fiqh

Waspada/Zainal Abidin
Penjaga makam sedang membuka tabir pada makan Sultan Malikussaleh yang berdampingan dengan Makam Sultan Malik Azh-Zhahir di Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE