Lokakarya Ortografi Bahasa Daerah Upaya Antisipasi Kepunahan Bahasa Lokal

  • Bagikan
Lokakarya Ortografi Bahasa Daerah Upaya Antisipasi Kepunahan Bahasa Lokal
SUASANA Lokakarya Ortografi yang digelar Suluh Insan Lestari di Subulussalam. (Waspada/Ist)

SUBULUSSALAM (Waspada): Empat hari gelar lokakarya ortografi (aturan dan konvensi dalam menulis bahasa, termasuk ejaan, tanda baca dan kapitalisasi) Bahasa Singkil, Bahasa Pesisir Singkil dan Bahasa Aneuk Jamee sebagai upaya antisipasi kepunahan sejumlah bahasa tersebut.

Demikian rilis Sadri Ondang Jaya, narasumber dan unsur panitia kepada Waspada, Rabu (19/2) terkait empat hari gelar lokakarya ortografi, Selasa s/d Jumat (18–21/2) di salah satu hotel Subulussalam, melibatkan sejumlah pihak, seperti penutur bahasa lokal, pengamat bahasa hingga penerjemah dan penulis yang dinilai memiliki satu tujuan utama.

Tiar Simanjuntak, salah seorang narasumber unsur penggiat bahasa dari Jakarta, menurut Sadri menjelaskan jika gelar lokakarya yang dilaksanakan Suluh Insan Lestari bertujuan mengangkat dan melestarikan bahasa daerah yang sekarang dinilai terancam punah.

“Kita berupaya terus untuk melestarikan bahasa daerah agar tetap dicintai masyarakat, minimal penuturnya,” pesan Sadri menirukan narasumber, Tiar Simanjuntak.

Dikatakan, saat ini keberadaan Bahasa Singkil, Pesisir Singkil dan Bahasa Aneuk Jamee terancam punah karena semakin jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kurangnya dukungan kebijakan yang mengutamakan pelestarian bahasa lokal juga disebut kian memperburuk keadaan tersebut.

“Tidak sedikit bahasa daerah terancam punah, bukan karena kurangnya pengguna, tetapi lebih karena minimnya kebijakan pendukung keberadaannya,” kata Tiar Simanjuntak.

Karenanya, Tiar menekankan pentingnya mengubah bahasa lisan menjadi bahasa tulis melalui ortografi, yaitu sistem penulisan sebuah bahasa, memiliki peran krusial dalam mempertahankan eksistensi bahasa.

Diyakini, dengan penulisan yang terstandarisasi, bahasa daerah dapat lebih mudah dipelajari dan diajarkan kepada generasi muda. Selain itu, akan terbuka peluang bagi pengembangan karya tulis dalam bahasa lokal, seperti buku, puisi dan karya ilmiah yang dapat menjadi bagian dari warisan budaya.

Menurut Tiar, lokakarya ini dirancang sebagai momen penting dalam literasi lokal, bertujuan mengembangkan standar penulisan yang dapat digunakan oleh masyarakat luas.

Ditambahkan, bahasa daerah bukan hanya alat komunikasi, melainkan juga wadah untuk menyampaikan nilai-nilai budaya, sejarah dan pilosofi hidup.

“Tanpa penulisan terstruktur dengan baik, informasi ini bisa hilang begitu saja,” ucap Tiar.

Seorang peserta, Baizar Zulmi mengatakan, pelestarian bahasa daerah sangat penting untuk memastikan bahwa identitas budaya tetap hidup dalam era globalisasi ini.

“Melalui ortografi yang baik, bahasa daerah bisa tetap relevan, bahkan berkembang di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan budaya luar,” ujarnya.

Meskipun dibatasi, dilaksanakan sejak pagi hingga malam dan menginap, antusias peserta mengikuti lokakarya ini menurut Sondang sangat tinggi. (b17)




Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Lokakarya Ortografi Bahasa Daerah Upaya Antisipasi Kepunahan Bahasa Lokal

Lokakarya Ortografi Bahasa Daerah Upaya Antisipasi Kepunahan Bahasa Lokal

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *