SUBULUSSALAM (Waspada): ISRAC berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud), Dana Indonesiana dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menggelar Sosialisasi Turats Syekh Hamzah Fansuri di aula Akademi Kebidanan (Akbid) Medika Persada Kota Subulussalam, Selasa (12/11).
Pembina Institute for Singkel Research on Adat and Culture (ISRAC) Singkil – Subulussalam, Dr. Musriaparto, MM dikonfirmasi, Kamis (14/11) mengatakan, ISRAC merupakan lembaga yang peduli untuk Objek Pemajuan Kebudayaan dan Cagar Budaya Turats Hamzah Fansuri, Budaya, Karya dan Karsa.
Dikatakan, acara dibuka asisten I Setdako, Khainuddin, SKM, MM mewakili Pj. Wali Kota Subulussalam dihadiri Wakil Ketua I MPU, Ketua MPD dan undangan lain. Sementara peserta, puluhan mahasiswa Akbid Medika, unsur tokoh terkait.
Menyambut baik kegiatan ISRAC, Khainuddin tegaskan dukungan pemerintah karena aktualisasi nilai-nilai pemikiran Hamzah Fansuri dan sejumlah keistimewaan ulama besar itu sangat penting digali dan dikembangkan.
Dikatakan, muzakarah internasional Syekh Hamzah Fansuri di Singkil pra Kota Subulussalam mekar, dimaksud Syekh Hamzah Fansuri adalah ulama besar yang bermakam di Kampong Oboh dengan berbagai keunikan dan keistimewaan.
Menurutnya, makam Syekh Hamzah Fansuri sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional dan menjadi master plan di Disporapar untuk dipoles menjadi wisata religi.
Karena itu, infrastruktur pendukung, seperti akses jalan representatif, mushalla, pustaka, wisata air dan perangkat lain perlu dibangun serta ditata sehingga menarik perhatian pengunjung.
Bersama dua orang Tim ISRAC, Zulfikar Riza Hariz Pohan, MA dan Ramli Cibro, M.Ag, Pembina Israc Dr. Musriaparto, MM selaku narasumber memaparkan latar belakang lahir ISRAC, permasalahan, rancangan dan program yang akan dilakukan Israc secara berkelanjutan.

Dikatakan Musriaparto, program IARAC menggali, mengembangkan budaya warisan Syekh Hamzah Fansuri sebagai local pride tidak bisa lepas dari perhatian dan bantuan pemerintah.
“Temuan awal tim, beberapa manuskrip digital direncanakan dikaji secara lebih mendalam,” jelas Parto.
Senada disampaikan Zulfikar Riza Hariz Pohan, MA. Kegiatan di sana direncanakan berkelanjutan, seperti penulisan buku, pelatihan membaca manuskrip, seminar nasional bahkan pameran.
Sementara Ramli Cibro, M.Ag uraikan sejumlah kendala untuk menarasikan sejarah otentik Syekh Hamzah Fansuri karena terbatas referensi. Namun diyakini, semangat tim dengan mengakomodir berbagai pendapat, ide dan masukan peserta sosialisasi hingga referensi lain, usaha menggali lebih jauh sosok ulama kharismatik ini bisa terwujud.
Program ISRAC dalam kurun waktu 2024-2025 diharapkan memberikan jawaban secara akademis kepada para peneliti dan pengkaji sejarah Islam bahwa Makam Syekh Hamzah Fansuri ada di Kampung Oboh, Kota Subulussalam Aceh. (b17)