ACEH BESAR (Waspada) : Cinta dan kasih sayang Rasulullah Muhammad SAW yang begitu besar terhadap umatnya membuat Rasulullah sangat mengkhawatirkan keselamatan umatnya, baik di dunia maupun di akhirat.
Wakil Sekjen Forum Silaturrahmi Masjid Serantau (Forsimas) Dr. Juhari Hasan, M.Si menyampaikan hal itu dalam khutbah Jumat di Masjid Besar Lambaro Angan, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Jumat (10/01) bertepatan dengan 10 Rajab 1446 Hijriah.
Kekhawatiran beliau ini terungkap dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan disampaikan oleh Imam Ahmad, Al-Bazzar, serta Al-Hakim, yang artinya :
“Aku sama sekali tidak khawatir jika kefakiran menimpa kalian, tetapi aku justru sangat khawatir jika kalian diberikan keberlimpahan. Aku tidak khawatir jika kalian berbuat salah, tetapi yang aku takutkan adalah jika kalian melakukan kesalahan secara bersahaja.”
Hadits ini menggambarkan kegelisahan Rasulullah terhadap dua fenomena yang dapat membahayakan umatnya, yaitu godaan harta kekayaan dan perilaku dosa yang terstruktur dan terencana.
Dewan Pembina Forum Dakwah Perbatasan (FDP) Aceh ini menjelaskan, hidup dalam kemiskinan sering dikaitkan dengan penderitaan, namun Rasulullah tidak terlalu mengkhawatirkan umatnya yang miskin, karena orang beriman cenderung mampu bertahan dan bersabar dalam menghadapi ujian tersebut.
Sebaliknya, kekayaan yang melimpah justru menjadi sumber kekhawatiran beliau. Kekayaan sering kali membawa manusia pada sikap sombong, takabur, dan gaya hidup hedonis.
Orang yang terlena dengan gemerlap dunia cenderung lupa bersyukur kepada Allah, dan ini dapat menghancurkan dirinya.
“Dalam sejarah, kehancuran akibat harta kekayaan tercermin dalam kisah Qarun dan Tsa’labah yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Gaya hidup pamer dan berlebihan membawa seseorang jauh dari Allah dan merusak akhlaknya,” ungkapnya.
Pada bagian lain khutbahnya, Jauhari Hasan menyampaikan, bahwa kesalahan adalah bagian dari sifat manusia, tetapi Rasulullah mengkhawatirkan ketika umatnya melakukan dosa secara terencana dan sistematis.
“Kesalahan yang dilakukan secara sadar dan berulang kali, seperti meninggalkan shalat, tidak membayar zakat, berjudi, berzina, korupsi, atau tindakan dosa lainnya, akan menghalangi masuknya cahaya kebenaran ke dalam hati,” tegasnya.
Menurut Jauhari Hasan, berbeda dengan kesalahan yang tidak disengaja, dosa yang terstruktur dan dilakukan dengan kesadaran penuh sering kali membuat pelakunya sulit untuk bertaubat.
Hati pelaku maksiat tersebut tertutup oleh kelalaian dan hawa nafsu, sehingga semakin jauh dari petunjuk Allah.
“Kekhawatiran Rasulullah terhadap umatnya mencakup godaan harta kekayaan yang membawa kepada gaya hidup hedonis dan lupa akan Allah dan perilaku dosa yang dilakukan secara sadar, terencana, dan sistematis. Kedua hal ini tidak hanya membahayakan kehidupan di dunia, tetapi juga nasib umat di akhirat,” pungkasnya. (b02)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.