KUTACANE (Waspada): Ketua DPC Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Aceh Tenggara Nawi Sekedang SE mengatakan banyak orang mencari muka.
“Seolah-olah manusia yang dia agung-agungkan tidak bersalah dan selalu benar, yang kita kritik terhadap kinerja Pj Bupati Aceh Tenggara adalah sebuah kesalahan yang fatal karena yang dia lakukan tidak ada regulasinya terkait pengangkatan Staf Khusus Pj Bupati Aceh Tenggara,” ujarnya.
Menurut Nawi, mengangkat seseorang tidak ada peraturannya. “Bagaimana nantinya jadinya negeri ini padahal pemerintah sudah ada membuat peraturan yang harus dipatuhi, jadi bukan sesuka hati dan negeri ini bukan negeri lelucon,” demikian Ketua DPC APDESI Kabupaten Tenggara Nawi Sekedang SE kepada Waspada.id melalui siaran persnya, Minggu (13/8) malam.
“Saudara membela Pj Bupati Aceh Tenggara Syakir itu hak saudara, dan untuk mengkritik juga adalah hak saya juga, jangan kita yang jadi pecundang, seorang penjabat tidak selalu benar, contoh saja, tentang komitmen yang dilakukan antara eksekutif dengan legislatif. Coba anda pelajari, sehingga menjadi kisruh di Kabupaten ini. Kita tahu siapa saudara dan bagaimana karakter saudara,” cetus Nawi.
“Wahai pembela penjabat Bupati, berapa miliar dan berapa ratus juta uang daerah ini kembali ke pusat, ada apa, mengapa, kenapa, buka mata saudara, buka hati saudara, jangan hanya saudara sebagai pecundang,” tambahnya.
Nawi juga mengulas kenapa sampai hari ini proyek proyek dana DOKA, DAK, SLL tidak dilelang? “sementara kita tahu dan paham, bahwa masyarakat Aceh Tenggara hanya mengharapkan pekerjaan dari proyek tersebut. Saudara saudaranya sedang melakukan aksi demo untuk memperjuangkan hak hak nya tentang Tulah atau Siltap, dia malahan pergi keluar daerah berleha-leha tetapi hasilnya dia juga ikut menikmatinya. Manusia yang model ini adalah manusia munafik,” demikian press release Nawi Sekedang SE yang ditujukan untuk Ketua APDESI tiga periode Muslim.
Sementara itu, Ketua DPC APDESI Agara lainnya Muslim yang juga Kepala Desa Kampung Baru Kecamatan Badar saat dikonfirmasi melalui HP seluler nya Senin (13/8) mengatakan tidak pernah cari muka terhadap Penjabat Bupati atau bupati sebelumnya. “Jika kinerjanya bagus saya apresiasi,” ujarnya.
Muslim memaparkan, komitmen dan kesungguhan Penjabat (Pj) Bupati Aceh Tenggara (Agara) yang diimplementasikan dengan bukti nyata, khususnya dalam membangun kembali tata kelola pemerintahan yang baik. “Salah satunya terhadap pelayanan publik tanpa pungutan liar (Pungli) yang selama ini sudah membudaya, hal itu saya beri apresiasi,” ujarnya.
Penilaian itu bukan tanpa dasar, Muslim juga memaparkan fakta pada 10 bulan menjabat Pj Bupati Syakir mampu menyelesaikan beberapa polemik yang terjadi di Aceh Tenggara, dimulai dari penataan ulang birokrasi dengan melaksanakan rekomendasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Atas itu Pj Bupati Syakir mendapat pengakuan dan apresiasi dari KASN tentang penataan birokrasi di Kabupaten Aceh Tenggara.
Muslim mengecam keras pengkritik, sebaiknya sebelum melakukan kritik alangkah baiknya melihat berdasarkan apa yang telah dikerjakan oleh Drs. Syakir, M.Si. “Jangan mengkritik karena sakit hati atau hal tertentu yang hanya memikirkan keuntungan pribadi maupun menguntungkan hanya kelompok orang,” kata Muslim yang balik mengatakan bahwa itu ciri seorang pecundang.
Menurut Muslim, terkait pengangkatan Staf Ahli Pj Bupati di luar Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk tata kelola pemerintah ke arah yang lebih baik, apalagi sosok yang ditunjuk adalah para mantan Bupati Aceh Tenggara dan akademisi. “Hal ini dilakukan Syakir bukan untuk kepentingan pribadinya, tapi demi Kabupaten Aceh Tenggara,” tegas Muslim.
“Saya merasa memang perlu sosok-sosok yang berpengalaman, untuk menyelesaikan defisit Rp106,6 miliar yang sudah tercatat di dalam sejarah tidak baik di Aceh Tenggara,” ujar Muslim.
“Sebagai putra daerah seharusnya kita malu kepada Pj Bupati Syakir, beliau bukan putra daerah, tetapi konsisten membenahi tata kelola pemerintahan dearah kearah yang lebih baik. Seharusnya kita bersama-sama mendukungnya, bukan malah menyudutkan kinerjanya. Kalau kita tidak bersedia membantunya, setidaknya jangan melemahkannya, seakan-akan kita yang paling baik dan benar saja,” pungkas Ketua APDESI Agara itu.(cseh)