Kematian Tiga Harimau Diselidiki, BKSDA Lakukan Nekropsi

- Aceh
  • Bagikan

PEUNARON (Waspada): Kematian tiga harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) di Aceh Timur, kini masuk dalam tahap penyelidikan. Kepolisian bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, melakukan olah TPTKP dan nekropsi terhadap bangkai satwa dilindungi itu di wilayah Buffer Zone milik PT. Aloe Timur, Peunaron, Aceh Timur.

Kapolres Aceh Timur AKBP Mahmun Hari Sandy Sinurat SIK, MH, melalui Kasat Reskrim, AKP Miftahuda Dizha Fezuono, SIK, kepada Waspada, Selasa (26/4) mengatakan, sejak ditemukan bangkai harimau sumatera itu pihaknya terus melakukan pengamanan hingga pengawalan saat dilakukan nekropsi.

“Nekropsi ini dilakukan untuk mencari penyebab pasti kematian satwa dilindungi itu,” kata Dizha, seraya menambahkan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait penyebab kematian satwa liar itu di pedalaman Aceh Timur.

Berdasarkan hasil olah TKP, ketiga bangkai harimau sumatera itu ditemukan mati secara terpisah di dua lokasi. “Lokasi pertama terdapat dua ekor bangkai harimau sumatera dengan jenis kelamin jantan dalam keadaan leher yang terjerat tali aring. Umurnya kedua harimau itu antara 2 – 2,5 tahun. Matinya diperkirakan 3-4 hari yang lalu,” kata kasat reskrim.

Lokasi keduanya, lanjut Dizha, ditemukan satu bangkai harimau sumatera jenis kelamin betina dalam keadaan leher yang terjerat tali aring. Diperkirakan umur antara 5,5 tahun-6 tahun. Kematiannya diperkirakan lima hari yang lalu,” kata Dizha, sembari mengaku, pihaknya ikut mengamankan dua buah gulungan tali jerat atau aring dari kedua lokasi.

Kematian Tiga Harimau Diselidiki, BKSDA Lakukan Nekropsi

Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto, S.Hut, terpisah mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan dan kesimpulan awal dari ahli bahwa penyebab kematian tiga ekor harimau sumatera ini diduga akibat terganggu pernafasan dan peredaran darah serta kehabisan oksigen.

“Kamatian harimau ini juga karena penekanan di saluran nafas, karena bagian leher harimau terjerat oleh tali aring (jerat kawat),” kata Agus Arianto, seraya menyebutkan, usai nekropsi yang dipimpin drh. Rossa.

Ada beberapa bagian yang diambil sebagai sampel saat nekropsi bangkai harimau, diantaranya isi lambung, usus, hati, jantung dan kotoran. “Sampel ini untuk melakukan uji laboratorium, sehingga nantinya bisa diketahui apakah sebelum terjerat ketiga harimau ini sempat menelan racun atau tidak,” sebut dia.

Diimbau, seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam khususnya harimau sumatera dengan cara tidak merusak hutan, karena kawasan adalah habitat berbagai jenis satwa. “Tidak menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup ataupun mati, karena sanksinya adalah dipenjara,” pungkas Agus Arianto.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tiga harimau sumatera ditemukan mati dalam di sekitar HGU PT Aloer Timur, Desa Sri Mulya, Peunaron, Aceh Timur, Minggu (24/4). Temuan bangkai harimau itu awalnya diketahui Ranger Forum Konservasi Leuser (FKL) yang melakukan patrol hutan. Lalu disampaikan ke pihak aparat desa, pihak kepolisian dan BKSDA Aceh. (b11/I).

  • Bagikan