LHOKSEUMAWE (Waspada) : Keluarga Besar RSUD Cut Meutia Aceh Utara melakukan peusijuek jamaah calon haji (Calhaj) yang akan berangkat ke Tanah Suci, Senin (22/5). Suasana haru terlihat ketika para Calhaj dan Keluarga Besar RS saling meminta maaf.
Peusjuek Calhah dilakukan langsung Direktur RSUD Cut Meutia dr. Baihaqi bersama Ustad Samsul Baktiar yang dikenal Ustad Leo. Dalam kesempatan itu, direktur mendoakan agar semuanya mendapat haji mabrur. Sementara Ustadz Leo menjelaskan tentang ciri-ciri haji mabrur.
Pegawai RSUD Cut Meutia yang menunaikan ibadah haji tahun ini, Lindawati, A.Mk dari Ruang Pinere, Zahniar, A.Md, MK dari Ruang Laboratorium, Eritasari Dewi dari Ruang Fisioterapi dan Said Muhammad Ridha, A. Mk.

Dr. Baihaqi dalam sambutannya menegaskan, kegiatan peusijuek yang berlangsung di Musala rumah sakit, merupakan dukungan dan memperkuat silaturahmi. Selain itu, dalam kegiatan peusijuk tersebut, Keluarga Besar RSUD Cut Meutia juga mendoakan semoga menjadi haji mabrur. “Semoga, selama menjalankan ibadah haji tidak ada kendala, dan menjadi haji mabrur,” ujar Baihaqi.
Para Calhaj juga diminta untuk mempersiapkan diri. Termasuk menjaga kesehatan. Suasana panas di Tanah Suci berbeda dengan di tempat kita. Sehingga diminta mempersiapkan obat-obatan yang dibutuhkan.
Sementara itu, Ustadz Leo dalam tausyiahnya, mengingatkan ciri-ciri haji mabrur.Yaitu, santun dalam bertutur kata, menebarkan kedamaian, dan memiliki kepedulian sosial terhadap sesama, terutama kepada mereka yang kelaparan. “Ciri haji mabrur, ketika berbicara menyejukan, dan suka memberi bantuan makan orang yang membutuhkan,” jelasnya.
Ustad Leo juga mengingatkan kepada para Calhaj, supaya memperhatikan tempat-tempat mustajabah. Sehingga sekembali dari Tanah Suci mendapat haji mabrur.
Keharuan terlihat ketika salah seorang Calhaj memohon maaf kepada seluruh pegawai, Keluarga Besar RSUD Cut Meutia. Sehingga dalam menjalankan ibadah haji mendapat Ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “Kami memohon maaf, bila ada kesalahan yang tidak disengaja atau disengaja,” pintanya dengan isak tangis. Suasana menjadi hening.
Suasa bertambah haru, ketika para Calhaj bersalaman. Tidak jarang mereka saling berpelukan, sambil meminta maaf. (b08)