Scroll Untuk Membaca

AcehEkonomi

Kader UBI Motivasi Petani Aceh Barat Olah Lahan Tanpa Bakar

Kader Udara Bersih Indonesia (UBI) Aceh Barat memperlihatkan buah sedangkan di kebun dari olahan lahan  tanpa bakar di Aceh Barat, Selasa (15/8).(Waspada/Ist)
Kader Udara Bersih Indonesia (UBI) Aceh Barat memperlihatkan buah sedangkan di kebun dari olahan lahan  tanpa bakar di Aceh Barat, Selasa (15/8).(Waspada/Ist)

ACEH BARAT (Waspada): Kader Udara Bersih Indonesia (UBI) Aceh Barat, mendorong para petani di Aceh Barat terhadap pemanfaatan lahan kosong dan sistem pengolahan lahan tanpa olah serta tidak dibakar sampah yang sudah dibabat.
 
Dorongan tersebut guna untuk memotivasi petani guna terhadap hasil produksi dan penghematan biaya terhadap para petani kecil, yang kini terus diajari kepada masyarakat dan kader Udara Bersih Indonesia Aceh Barat serta Yayasan Farmer Initiatives Ecological Livelihoods and Democracy (Field), terus menyemangati petani.
 
Masyarakat yang sudah mendapatkan pelatihan terhadap pemanfaatan lahan kosong dengan sistem tanpa olah dan tanpa bakar ini mulai dipraktekkan oleh masyarakat seperti petani di Desa Cot Seumeureung, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat dengan menanami tanaman semangka.
 
Semnetara pengelolaan halan yang dijadikan tempat penanaman semangka itu tanpa ada olahan dan pembakaran lahan, yang bertujuan guna menciptakan udara bersih, dan tidak mengganggu lingkungan dengan memberikan kesadaran kepada warga terhadap upaya memerangi kabut asap dan meningkatkan mata pencaharian petani kecil.
 
“Usaha yang kita jalankan sudah ada hasilnya, dan sudah mulai panen dengan luas sekitar setengah hektar lebih,” kata salah satu pekebun, di Cot Seumeureung, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat Sufi Nuzar (Pak Lem) kepada Wartawan,Selasa  (15/8).
 
Ia menyebutkan,  dari jumlah luas tersebut ditanami sekitar 1.000 batang, dan setiap batang berbuah dari 2 hingga 4 buah, dimana setiap buah tersebut memiliki berat berkisar sekitar  3 hingga 7 kilogram.
 
“Kita panen 2 bulan sekali, untuk kali ini kita perkirakan ada hasil sekitar 4 hingga 5 ton, yang kita pasarkan di Meulaboh dan sebagian besar di beli langsung oleh agen ke kebun langsung, dengan harga sekitar Rp2.500 hingga Rp3.000 perkilogram,” sebut Pak Lem.
 
Sufi menjelaskan, bahwa lahan yang ditanam tersebut tanpa ada pembakaran dan tidak dilakukan pengolahan, akan tetapi cukup dilakukan pencangkulan bagian yang akan ditanam, namun hanya dirangsang tanaman melalui pupuk, dan hasilnya sangat memuaskan,”jelasnya
 
Sementara dikatakan Erwin yang juga pemilik kebun sedangkan mengungkapkan Kita banyak menggunakan pupuk kompos, dan pemanfaatan pupuk alami dari kotoran lembu dan ayam.
 
Penanaman tersebut dilakukan atas binaan kader udara bersih Indonesia, para warga yang sudah mengikuti pelatihan terhadap penanaman tersebut dan teknik pengolahan lahan kini mulai termotivasi untuk berkebun guna untuk menambah pendapatan ekonomi,”ungkapnya 
 
Sementara Kader Udara  Bersih Udara, Aceh Barat, Andi Ilham mengatakan, metode pengolahan tanpa bakar, mulai dilakukan oleh masyarakat saat ini, dan ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan seperti yang terjadi selama ini.
 
“Metode pengolahan lahan tanpa bakar ini guna mencegah terjadi kebakaran lahan serti yang terjadi selama ini, sehingga tanpa ada pembakaran tersebut juga menciptakan udara bersih, ekonomi masyarakat meningkat,” kata Andi.
 
Ia mengajak masyarakat Aceh Barat untuk melakukan metode mengolah lahan tanpa bakar ini, dan pemanfaatan lahan kosong, guna menambah pendapatan di rumah tangga masing-masing.
 
“Metode ini juga sebagai salah satu cara berkebun menghemat biaya, namun hasilnya banyak, silahkan masyarakat yang ingin tau bisa datang sendiri pada kader kami seperti di Cot Seumeureung, Kecamatan Samatiga, karena belajar bertani untuk punya hasil banyak ini penting,” sarannya.
 
Fasilitator Field dan Udara Bersih, Aceh Marzuki menuturkan, bahwa metode tanpa olah tanpa bakar, banyak hal yang diperoleh para petani atau pekebun, diantaranya menghemat biaya, dan mampu meningkatkan hasil produksi.
 
Selain itu, jika selama ini petani membakar lahan saat hendak berkebun kini tidak mesti demikian lagi, dan hal tersebut tentunya juga dapat menghindari terjadinya kebakaran lahan dan hutan,” tuturnya. (b22)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Accessibility