ACEH UTARA (Waspada): Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I Aceh, Heru Setiawan, ST.,M.Eng bersama dengan Kasatker Pembangunan Bendungan, Fardhianti, ST.,MT dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Yuliddin, ST kepada Waspada.id, Rabu (1/5) pagi mengatakan, pada Juni 2024 Bendungan Keureuto akan dilakukan pengisian awal (impounding). Hal ini menandakan seluruh pekerjaan di bendung tersebut telah selesai dikerjakan dan selangkah menuju pengoperasian.
Kata Heru, rencana pengisian awal di Bendungan Keureuto telah disampaikan kepada Penjabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, Kapolda, Irjen Pol Achmad Kartiko, Pangdam Iskandar Muda, Mayor Jenderal TNI Nico Fahrizal, Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Aceh, Drs. Joko Purwanto, SH, dan Ketua DPRA, Zulfadli.
“Rencana impounding pada Juni 2024 sudah kita sampaikan kepada Forkopimda Aceh, Selasa (30/4) siang pada saat melakukan kunjungan untuk melakukan pemantauan progres pembangunan Bendungan Keureuto,” sebut Heru Setiawan sambil memberitahukan Bendungan Keureuto berada di Gampong Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh.
Forkopimda Aceh datang ke lokasi bendungan ditemani oleh Penjabat Bupati Aceh Utara, Mahyuzar bersama dengan sejumlah pejabat eselon II dan III. Juga ditemani oleh Danrem 011/Lilawangsa, Dandim 0103/Aceh Utara, Kapolres Aceh Utara, Kepala Kejaksaan Negeri Aceh Utara dan juga ikut serta Penjabat Walikota Lhokseumawe.
Di lokasi bendungan dan di hadapan Forkopimda Aceh, kata Heru, pihaknya mempresentasikan data umum dan data teknis Bendungan Keureuto. Hal ini penting dilakukan agar mereka memahami progres pekerjaan yang telah dilaksanakan selama ini.
Kepada para pemangku kebijakan di Tanah Rencong, Heru memberitahukan, pelaksanaan kegiatan kontruksi Bendungan Keureuto dilaksanakan oleh Abipraya – Indra – Nusa (KSO). Supervisi Yodya – Catur – Visi (KSO). Sumber dana dari APBN dengan masa pelaksanaan 1.029 hari kalender, terhitung mulai tanggal (TMT) 06 September 2021 sampai dengan 30 Juni 2024. Dengan nilai total anggaran mencapai Rp.2.705 triliun.
Selanjutnya Heru memberitahukan, tipe bendungan urungan random zonal inti tegak dengan tinggi bendungan utama mencapai 74,00 m, panjang puncak total 400,00 m, lebar puncak 12,00 m dengan kemiringan 1 : 2,50 u/s, 1 : 2,50 d/s.
Masih menurut Heru, Bendungan Keureuto memiliki kapasitas tampungan total sebanyak 215 juta m3 dan memiliki luas tampungan pada El. NWL, 896.96 Ha.
Kemudian dijelaskan, Bendungan Keureuto dibangun dengan empat manfaat terutama untuk kegiatan irigasi dengan rincian intensifikasi Daerah Irigasi (D.I) Alue Ubay 2.743 Ha, ekstensifikasi D.I Alue Ubay Kiri 1.700 Ha, ekstensifikasi D.I Ubay Kanan 1.600 Ha, dan suplesi D.I Pasee Kanan 3.412 Ha (Alue Ubay Kiri).
Selanjutnya, Bendung Keureuto juga bermanfaat untuk sumber air baku 500 ltr/det, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 6,34 MW dan terakhir untuk pengendalian banjir 30,5 juta / m3 diperkirakan mampu mereduksi banjir di Kota Lhoksukon mencapai 30 persen.
Kepada Pj Gubernur Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Kapolda dan Kajati Heru kembali menjelaskan bahwa progres pekerjaan yang telah dicapai selama ini, per tanggal 27 April 2024 progres penyelesain yang direncanakan 78,24 persen dan telah berhasil direalisasi sebanyak 73,04 persen dengan deviasi -5,20 persen. Selanjutnya, progres total (fungsional bendung) untuk fisik telah mencapai 90,04 persen dan keuangan 89,18 persen.
“Dapat kami sampaikan untuk sisa pekerjaan yang menjadi target kami untuk penyelesaian di bulan Juni untuk tubuh bendungan progresnya sudah 90,83 persen.,” sebut Heru Setiawan.
Kemudian Heru memberitahukan bahwa pihaknya memiliki jalan akses sepanjang 3 km sebelum gerbang Bendung Keureuto sampai jembatan. Lalu untuk intenal jalan lingkungan di Bendung Keureuto ini ada sekitar 6 km. Jadi total jalan yang harus dibangun sepanjang 9 Km. Ada pun progresnya masih 62,2 persen dan sisanha 37,8 persen. Di lokasi bendungan juga dibangun tiga lokasi landasan helikopter. “Semua sisa pekerjaan dalam tahap penyelesaian dan Insya Allah Juni kita lakukan impounding.”
Ditanya kapan dilaksanakan peresmian dan diresmikan oleh siapa, Heru melalui PPK Yuliddin, ST kepada Waspada mengatakan, rencana kerja dilakukan sampai dengan Agustus 2024 dan peresmian direncanakan dilaksanakan pada September 2024 oleh Presiden Jokowi. “Jadwal pastinya kami tidak berani menebak, tapi rencananya dilaksanakan pada September 2024 oleh Bapak Presiden Joko Widodo.
Jika Jebol Siapa Yang Bertanggungjawab
Usai mendengar presentasi progres pembangunan Bendungan Keureuto oleh Heru Setiawan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Zulfadli, mempertanyakan, jika Bendungan Keureuto jebol, maka dia mengibaratkan akan terjadi tsunami ke dua di Aceh, khususnya akan dilami oleh warga Paya Bakong dan sekitarnya dan jika itu terjadi, maka siapa yang bertanggungjawab.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Kepada Balai Wilayah Sungai Sumatera I, Heru Setiawan meminta kesediaan Kasatker Bendungan, Fardhianti, ST.,MT bersama dengan PPK Bendungan, Yuliddin, ST.
Pada kesempatan itu, Fardhianti mengatakan, dalam perencanaan pembangunan Bendungan Keureuto pihaknya juga sudah menyiapkan rencana tanggap darurat. Apapun yang terjadi nantinya pada saat pengoperasian bendungan, pihak balai sudah mengantisipasi dengan menyiapkan Rencana Tanggap Darurat (RTD). Hal ini juga telah disosialisasikan oleh pihak BWS I bersama dengan Bupati Aceh Utara terkait dampak bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kita sudah melakukan tahap sosialisasi dan menyiapkan buku RTD. Kami berharap buku tersebut tidak pernah dipergunakan. Artinya, kami tidak pernah berharap terjadinya kegagalan bendungan. Buku RTD ini sudah kita susun lima bulan lalu bersama Bupati Aceh Utara sebelumnya karena sudah ada pergantian,” kata Fardhianti.
Kemudian Fardhianti mengulangi pertanyaan Ketua DPRA, Zulfadli, siapa yang bertanggungjawab jika terjadi kegagalan, maka jawabnya, sebut Fardhianti, ketika terjadi siaga awal, maka yang bertanggungjawab adalah pihak balai, tapi semakin ke atas, maka pemerintah kecamatan dan kabupaten terlibat. Namun pada saat masuk pada tahap siaga 1, maka semua unsur pemerintah ikut bertanggungjawab dan Bupati Aceh Utara sebagai koordinatornya.
“Mudah-mudahan buku RTD yang sudah kita susun lima bulan lalu tidak pernah dipergunakan. Di dalam buku tersebut sudah kita petakan apa yang terjadi, maka apa yang harus dilakukan hingga titik lokasi pengungsian pun sudah kita tentukan. Setelah selesai kegiatan pembangunan bukan berarti kita meninggalkan, nantinya di sini ada unit pemantauan yang sudah disiapkan oleh Menteri. Nanti di sini teman-teman dari UPB selalu melakukan pemantauan. Jika terjadi kegagalan bendungan, maka teman-teman UPB berkoordinasi dengan pihak balai dan sekiranya dapat diperbaiki, maka segera diperbaiki. Tentunya itu terjadi tidak dengan serta merta tetapi ada tanda-tandanya,” demikian Fardhianti.
Tanam Pohon Mangga
Usai mendapatkan informasi terkait progres kegiatan pembangunan Bendungan Keureuto, Kepala Balai Sungai Sumatera I, Heru Setiawan, mempersilahkan, Pj Gubernur Aceh, Kapolda, Pangdam Iskandar Muda, Kajati, dan Ketua DPRA untuk melakukan penanaman pohon mangga. Kegiatan tanam pohon mangga juga dilaksanakan oleh Pj Bupati Aceh Utara, Drs. Mahyuzar, M.Si, Danremm 011/LW, Dandim 0103/Aceh Utara, Kapolres Aceh Utara dan Kepala Kejaksaan Negeri Aceh Utara.
Setelah itu, romongan Forkopimda Aceh dan Forkopimda Aceh Utara meninggalkan lokasi Bendungan Keureuto untuk melanjutkan perjalanan ke Rukoh Tiro, Kabupaten Pidie. (b07).
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.
Respon (1)