SIGLI (Waspada): Salamuddin, 35, nelayan pencari ikan tuna asal Gampong Crueng, Kecamatan Bate, Kabupaten Pidie yang dilaporkan terjatuh ke laut pada, Kamis (22/12) sampai, Jumat (23/12) belum ditemukan.
Upaya pencarian terus dilakukan melibatkan masyarakat nelayan Batee, Tim SAR, TNI AL dan Pol Airud. “ Pencarian masih kita lanjutkan. Hari ini ada 20 boat kecil nelayan lakukan pencarian, Tim SAR, Pol Airud dan TNI AL” katanya.
Marfian mengungkapkan, saat ini penyisiran diarah ke dua arah yakni barat dan ke timur. Tim pencarian hingga kini masih melakukan penyisiran hingga kea rah Sabang dan sebelah timur hingga ke wilayah perairan laut Bireun. Hingga informasi ini diberikan, nelayan yang dilaporkan hilang tersebut masih belum ditemukan.

Kapolres Pidie AKBP Padli, SH, SIK,MH melalui Kasat Polairud, AKP Khaidir, S.HI, mengatakan pencarian terhadap nelayan yang diduga jatu ke laut saat memancing ikan sekitar perairan Sigli terus berlanjut.
Pencarian dilakukan menggunakan dua unit rubber boat milik Satpol Airud Polres Pidie, melibatkan Basarnas, BPBD Pidie dan personeil Pos TNI AL, Sigli. Selain itu, juga melibat 25 perahu dompeng milik nelayan.
AKP Khaidir, mengungkapkan berdasarkan keterangan beberapa saksi mata, korban pergi ketengah laut dengan jarak 30 mil untuk memancing ikan. Karena tidak pulang-pulang, lalu Zulkarnain, (adik korban-red) bersama satu rekannya dengan menggunakan dua unit boat dompeng menyusul ke tengah laut untuk mencari kakanya tersebut. “ Sebetulnya, korban Salamuddin ini sudah dua hari hilang di laut. Pada hari Kamis (22/12), itu karena tidak pulang-pulan dilakukan pencarianlah oleh adiknya” katanya.
Pencarian yang dilakukan oleh pihak keluarga tersebut tidak menuhai hasil, Salamuddin yang diduga telah jatuh kelaut belum juga ditemukan hanya ditemukan boat miliknya saja terombang ambing ditengah laut. “Boat dompeng milik korban dengan jarak 17 Mil ditemukan terombang – ambing. Saat ditemukan boat milik korban itu dalam keaadaan mesin mati” katanya.
Lanjut AKP Khaidir, kemudian boat dompeng milik korban tersebut ditarik ke Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kuala Batee, Dusun Babah Krueng, Gampong Crueng Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pidie, Safrizal SSTP Mec Dev, kepada Waspada, mengatakan jauh sebelum terjadinya peristiwa nelayan Bate, ini hilang di laut, pihaknya sudah menyampaikan imbauan kepada masyarakat, khususnya para nelayan diminta tidak nekat melaut saat cuaca buruk. Sebagai gantinya, mereka diminta memanfaatkan bekal ketrampilan dan usaha sampingan, selama musim barat.
Pria ramah ini, menuturkan pihaknya terus melakukan koordinasi terkait informasi cuaca buruk. Informasi itu pun disampaikan kepada nelayan, bukan saja imbauan melalui petugas DKP di lapangan, numun juga dengan memanfaatkan media sosial. “Informasi terkait kondisi cuaca, angin dan tinggi gelombang kepada nelayan sudah kami sampaikan melalui petugas kami di lapangan,melalui pemilik kapal, dan organisasi organisasi nelayan” katanya.
Safrizal, sangat mengerti bila cuaca buruk terjadi, tsangat mempengaruhi aktivitas nelayan untuk melaut. Ribuan nelayan di Kabupaten Pidie tidak dapat melaut saat cuaca buruk. Hal itu juga berpengaruh pada hasil tangkapan ikan nelayan yang mengalami penurunan. (b06)