SIGLI (Waspada): Pembinaan 1000 pesilat cilik yang dilatih untuk persiapan Closing Ceremony PORA XIV 2022, dan susksesnya program pencanangan imunisasi Polio, serta perpustakaan bunda literasi menjadi salah satu bukti Kabupaten Pidie Layak Anak (KLA).
“Kami ditugaskan untuk menyelenggarakan PORA, dan Alhamdulillah kami berhasil menjadi tuan rumah dengan tiga sukses. Yaitu, sukses penyelenggaraan, sukses Venue dan sukses Administrasi, dan kami menjadi juara umum,” kata Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto MSi.
Pernyataan ini disampaikannya pada zoom meeting dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kemen PPPA-RI) dalam rangka verifikasi lapangan evaluasi Kabupaten Layak Anak (KLA) di Pendopo bupati setempat, Rabu (31/5).
Ir Wahyudi Adisiswanto hadir didampingi Ketua PKK Kabupaten Pidie Ny Suaidah Sulaiman, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, Kabupaten Pidie Nurhanisah serta sejumlah Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dan instansi terkait dan lembaga mitra lainnya.
Dia mengatakan suksesnya event PORA 2022 dan pencanangan imunisasi polio di daerah yang dipimpinnya itu tidak terlepas dari hubungan kerjasama dan sinergitas yang baik, antara Forum Koordinator Pimpinan Daerah (Forkopimda) dengan seluruh elemen masyarakat yang ada di daerah tersebut.

Dia mengungkapkan dalam membina atau melatih 1000 pesilat cilik yang usia anak-anak tersebut, rata-rata 9 sampai 12 tahun. Tentu saja membutuhkan ketenangan dan kesabaran yang tinggi. Konon lagi dalam kurun waktu dua bulan jelang pelaksanaan PORA, ketika itu kondisinya sangat dinamis.
Akan tetapi atas kerja sama dan sinergitas yang tinggi dari semua pihak yang terlibat ketika itu. Sebanyak 3000 pesilat cilik berhasil diseleksi, untuk direkrut 1000 orang diantara mereka yang akan ditampilkan pada ajang pembukaan PORA XIV 2022. Pada saat mereka masih sebanyak 3000 orang.
Lanjut Ir Wahyudi Adisiswanto, Kabupaten Pidie didera dengan musibah polio. Pada saat itu, satu orang anak di salah satu kecamatan dalam Kabupaten Pidie ditemukan terindikasi menderita polio. “Alhamdulillah pada kesempatan itu, Pemkab Pidie berhasil mencanangkan imunisasi massal polio terhadap 3000 anak yang sedang berlatih silat. Kegiatan yang kemudian mendapat penghargaan terbaik pertama dari Kemenkes RI,” tuturnya.
Pun begitu, lanjut pria berkacamata ini, yang perlu dicatat dalam Kabupaten Layak Anak (KLA), adalah dari 3000 pesilat cilik, di mana mereka berasal dari 23 kecamatan yang ada di daerah berjuluk Pang Ulee Buet Ibadat, Pang Ulee Hareukat Meugoe, itu terbentuk satu rasa kekeluargaan yang luar biasa di antara mereka.
“Bahkan sampai hari ini di antara mereka selalu kangen karena selama beberapa bulan mereka secara insentif latihan silat bersama serta menyuguhkan penampilan dengan baik,” katanya.
Dia pun menegaskan rasa kekeluargaan yang sudah terbangun di antara anak-anak tersebut agar terus ditingkatkan. Semua kecamatan akan dibangun unit-unit olahraga Silat, sesuai dengan jargon Pandai Sholat, Pandai Silat.
“Jadi kita kembangkan kegiatan silat ini untuk menjaga kesehatan anak-anak sekaligus menjaga kesejahteraan keluarga di Kabupaten Pidie,” pungkasnya. (b06)