SIGLI (Waspada): Salah satu alasan Pemerintah Kabupaten Pidie melaksanakan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXXVI 2023 tingkat Kabupaten Pidie di gedung Pidie Convention Center (PCC) untuk menghemat anggaran.
Kepala Dinas Syariat Islam, Kabupaten Pidie drh H Fazli MSi, dikonfirmasi Waspada.id, Jumat (7/7), menyampaikan even MTQ XXXIV tahun 2023 sejatinya tetap dilaksanakan di kecamatan sebagai tuan rumah, dan ini kata dia sesuai dengan jatah kecamatan.
Akan tetapi sejak tahun 2018, 2019 dan 2020, dengan alasan wabah Virus Corona atau disebut Covid-19, event MTQ tingkat Kabupaten Pidie dibatalkan, karena tidak memungkinkan melibatkan orang ramai. Selanjutnya pada 2022, MTQ tingkat Kabupaten Pidie kembali dilaksanakan.
Namun, karena sudah dua tahun berturut-turut event tersebut ditunda, sehingga mengakibatkan skedul acara MTQ tingkat Kabupaten dengan Provinsi Aceh yang seharusnya dilaksanakan dua tahun sekali menjadi berubah. Sehingga dalam tahun even tersebut menjadi dua, yakni, even MTQ tingkat Kabupaten Pidie dan tingkat Provinsi Aceh.
“Ini terjadi sejak 2022,” kata Fazli yang juga merangkap Ketua Panitia Pelaksana MTQ XXXIV 2023 tingkat Kabupaten Pidie.
Lanjut dia, meskipun pihaknya menyadari dana yang dianggarkan dari Anggaran Pendapatan Kabupaten (APBK) Pidie untuk dua event MTQ, tersebut senilai Rp2,5 miliar dinilainya sangat minim sehingga harus dibagi.
Pun begitu lanjut dia, dalam sisi pembagian anggaran lebih besar untuk kegiatan MTQ tingkat Provinsi Aceh senilai Rp1,5 miliar dan untuk kegiatan MTQ tingkat Kabupaten Pidie Rp1 miliar.
“Kita lebih mengutamakan event MTQ tingkat Provinsi Aceh, itu karena butuh biaya lebih besar. Makanya Rp1,5 M yang bisa digunakan untuk event MTQ tingkat Provinsi Aceh, sedangkan Rp1 M digunakan untuk tingkat kabupaten,” katanya.
H Fazli, menambahkan jika MTQ tingkat Kabupaten Pidie dipaksakan untuk dilaksanakan di kecamatan sebagai tuan rumah, berdasarkan pengalaman, anggaran senilai Rp 1 miliar tersebut tidak cukup.
“Kalau paksakan MTQ tingkat kabupaten dibuat di kecamatan selaku tuan rumah, berdasarkan pengalaman biasanya menghabiskan dana mencapai Rp3 miliar,” sebutnya.
Karena event MTQ tingkat provinsi dan tingkat kabupaten berlangsung berbarengan, dengan kondisi keuangan daerah yang terbatas tersebut, tentunya kesulitan juga. Atas kondisi keuangan daerah yang minim, Pemkab Pidie melalui Dinas Syariat Islamnya memaklumi sehingga disiasatilah MTQ tetap berlangsung, namun bersifat mini.
”Tidak pawai, panggung utama yang besar dan macam lainnya, itu ditiadakan untuk disesuaikan dengan anggaran Rp1 miliar,” ungkapnya.
H. Fazli menuturkan alasan pihaknya lebih fokus pada MTQ tingkat provinsi ketimbang MTQ tingkat kabupaten, karena ingin mengulang sukses dari MTQ tingkat Provinsi Aceh di Bener Meriah tahun 2022. Pada saat itu, Kabupaten Pidie meraih juara dua. “Mudah-mudahan meskipun MTQ tingkat Kabupaten Pidie yang kita laksanakan mini, ini nanti bisa berhasil mencetak kader-kader yang tidak kalah. Dan untuk perwakilan yang kita kirim ke Simeulue, ini kualitasnya sangat bagus,” pungkasnya. (b06)
Baca juga: