Scroll Untuk Membaca

AcehEkonomi

Harga Pupuk Subsidi Semakin Mahal, Petani Mengeluh

Pupuk urea bersubsidi. Waspada/Seh Muhammad Amin
Pupuk urea bersubsidi. Waspada/Seh Muhammad Amin

KUTACANE (Waspada): Harga pupuk urea bersubsidi cukup melambung hingga Rp200 ribu per sak dan kini mulai menjadi topik perbincangan hangat di tengah masyarakat luas di Kecamatan Lawe Sumur, Aceh Tenggara.

Diduga pupuk subsidi langka, sehingga stok yang ada dijual dengan harga yang tinggi ke petani.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Harga Pupuk Subsidi Semakin Mahal, Petani Mengeluh

IKLAN

Jemi Bahari mengeluh mahalnya harga pupuk urea yang bersubsidi. Untuk jenis urea harganya tembus, Rp180 ribu hingga Rp200 ribu per sak.

Dia berharap pemerintah daerah secepat mungkin melakukan Sidak untuk menertibkan harga sesuai HET. Dengan harga yang mahal tentu akan mencekik leher petani.

Padahal kata dia, Kementerian Pertanian (Kementan) resmi menetapkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi tahun anggaran 2024. Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian No.249/KPTS/SR.320/M/04/2024 tentang Penetapan Alokasi dan HET Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian TA 2024.

“Menetapkan HET pupuk bersubsidi tahun anggaran 2024,” demikian bunyi beleid yang ditetapkan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada 22 April 2024 lalu.

Pupuk subsidi terdiri atas pupuk organik dan anorganik (urea dan NPK). Melalui beleid ini, Amran menetapkan HET pupuk organik sebesar Rp800 per kilogram.

Lalu, pupuk urea dipatok sebesar Rp2.250 per kilogram, pupuk NPK Rp2.300 per kilogram, dan pupuk NPK formula khusus Rp3.300 per kilogram.

Sementara, Distributor SB atas nama dr FR saat dihubungi Waspada.id, gagal untuk dikonfirmasi Selasa, (9/7). Meskipun HP yang bersangkutan berdering namun tidak direspon.

Upaya konfirmasi kembali dilakukan lewat WhatsApp, juga tidak dibalas, padahal sudah dibacanya soal pupuk urea, NPK, jumlah pupuk yang tersalur pada bulan Juni lalu.

Pupuk yang tersalur itu kabarnya, belum diberikan pelaporan oleh kios dan tim perval juga belum menyetujui besaran biaya penebusan pupuk urea dan NPK per kios.

Juga berapa ton penambahan pupuk yang dialokasikan untuk distributor baru. Demikian juga berapa jumlah petani yang bertahan, apakah sesuai dengan SK yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian. (cseh)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Respon (5)

  1. Ya begitulah dinegara +62.saya beberapa × datang ke kios pupuk untuk desa kami dg membawa ktp,namun mereka mengatakan: bapak tdk dapat,yg dapat kali ini mereka yg terdaftar thn 2014. Jadi untuk mendapat pupuk subsidi harus nunggu 10 thn.klo musim tanam sekarang, pupuknya 10 thn mendatang. Perlu diketahui bahwa beli narkoba didesa kami lebih mudah dari pada beli pupuk subsidi

  2. Subsidi pupuk cuma di nikmati oleh pengelola sama penyalur.petani cuma di jadikan obyek semata..kali pemerintah mau ngasih subsidi alangkah baiknya meniru cnto kaya kementrian sosial .lewat rekening .

  3. Petani mengeluh bukan karna pupuk mahal
    tapi hasil panen dari petani yg harganya murah itu yg membuat petani mengeluh
    pupuk hanya membantu petani cuma mencapai 10%
    Dari semua modal petani
    dan yg 90% itu jeri payah petani
    Lebih baik kabarkan harga padi untuk petani bukan pupuk
    Karna pupuk yg tidak mencukupi
    Nasib petani jadi taruhan karna hasil panen di beli murah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE