Scroll Untuk Membaca

Aceh

Harga Minyak Goreng Di Pidie Belum Turun

SIGLI (Waspada): Kendati beberapa waktu lalu pemerintah telah mengumumkan, dengan resmi menurunkan harga minyak goreng menjadi Rp 14.000/liter. Namun di Kabupaten Pidie harga minyak goreng masih dijual dengan harga tinggi.

Berdasarkan keterangan beberapa pedagang eceran di Keude Lampoih Saka, kepada Waspada, Sabtu (22/1) mengungkapkan harga 1 liter minyak goreng di pasar tradisional itu dijual Rp 20.000- Rp 21.000/liter, begitu juga minyak goreng curah dijual dengan harga bervariasi dengan kisaran Rp 20.000 sampai Rp 22.500/Kg, sementara harga normalnya sebelum ini berkisar Rp 12.000/Kg sampai 13.000/Kg.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Harga Minyak Goreng Di Pidie Belum Turun

IKLAN

Sementara minyak kemasan juga dijual dengan harga yang berbeda tergantung merek dan ukuran namun harganya masih terbilang tinggi. Yakni, berkisar Rp 20.000/liter sampai Rp 21.000/liter. Hal ini seperti terpantau di Canden Swalayan, Keunire, Pidie.

Ny Emi, owner Canden Swalayan, kepada Waspada mengatakan pihaknya belum dapat menjual minyak goreng dengan harga seperti dianjurkan pemerintah, yaitu senilai Rp 14.000/liter karena harga modal, yang dibelinya dari agen atau sales masih tinggi.

“Kami masih menjual Rp 20.000/liter untuk merek minyak goreng kemasan tertentu. Karena ada juga minyak goreng dengan merek berbeda kami jual diatas itu. Ini sebenarnya kami terpaksa menjualnya dengan harga di atas rata-rata karena harga modal saat kami beli pada sales atau agen masih tinggi ” katanya.

Beberapa agen atau sales minyak goreng yang namanya enggan ditulis Waspada, mengungkapkan harga minyak goreng tidak akan turun mengikuti harga yang seperti apa yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14.000/liter. Bahkan sebut oknum agen minyak goreng tersebut dalam beberapa hari kedepan mereka memprediksikan stok minyak goreng akan hilang dari pasaran.

Pedagang Gorengan Mengeluh

Kenaikan harga minyak goreng berdampak pada pelaku usaha kecil menengah (UMKM), terutama pedagang gorengan. Sebab bahan baku utama yang digunakan adalah minyak goreng.

Rosmita, 32, salah seorang penjual gorengan di kawasan Pidie, mengaku meroketnya harga minyak goreng dari Rp 16.000/liter menjadi Rp 20.000/liter membuat dirinya harus menambah modal.

Pun begitu kata Rosmita dirinya tidak mungkin menaikkan harga gorengan, karena akan membuat pelanggan kecewa. “Jadi harus saya akal-akalin bang. Gorengannya saya potong sedikit lebih kecil, asalkan anak-anak sekolah sanggup membelinya. Kasihan jugakan mereka bang,” kata Rosmita.

“Mudah-mudahan pemerintah bisa membantu menurunkan harga minyak goreng yang merupakan salah satu kebutuhan bahan pokok,” pungkasnya. (b06)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Accessibility