Scroll Untuk Membaca

AcehPendidikan

Guru SD Dilatih Susun Kurikulum Mitigasi Bencana

Para guru tingkat sekolah dasar dari KKG Gugus IV Muda Sedia Wilayah VI Bendahara-Seruway,Kabupaten Aceh Tamiang saat mengikuti pelatihan pengembangan kemampuan mitigasi bencana.(Waspada/Yusri)
Para guru tingkat sekolah dasar dari KKG Gugus IV Muda Sedia Wilayah VI Bendahara-Seruway,Kabupaten Aceh Tamiang saat mengikuti pelatihan pengembangan kemampuan mitigasi bencana.(Waspada/Yusri)

ACEH TAMIANG (Waspada): Universitas Samudra (Unsam) melaksanakan pelatihan pengembangan kemampuan mitigasi bencana dan penyusunan kurikulum mitigasi bencana berbasis komunitas sosial lokal bagi guru-guru sekolah dasar dari Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus IV Muda Sedia Wilayah VI Bendahara-Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang.

Dr. Tengku Muhammad Sahudra, M. Pd, kepada Waspada Selasa (17/9) di sela – sela kegiatannya mengatakan, pelatihan ini berlangsung dari Agustus sampai November 2024 dengan tujuan meningkatkan kapasitas guru dalam mendidik murid atau siswa tentang mitigasi bencana yang relevan dengan kondisi lokal di Aceh Tamiang.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Guru SD Dilatih Susun Kurikulum Mitigasi Bencana

IKLAN

“Kegiatan ini oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia,” sebut Sahudra seraya mengatakan, pelatihan bagi guru – guru tersebut dipusatkan di aula SDN Muka Sungai Kuruk, Kecamatan Seruway.

Menurutnya, kegiatan ini berjalan dengan baik dan memberikan manfaat besar bagi para guru dan masyarakat sekitar, “pelatihan ini merupakan salah satu langkah penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi berbagai potensi bencana,terlebih Aceh Tamiang merupakan daerah yang rawan terhadap bencana, mulai dari banjir hingga gempa bumi, ” jelas Sahudra.

Sahudra menilai, program pelatihan tersebut dirasakan sangat penting untuk membekali guru dengan pengetahuan dan keterampilan mitigasi bencana yang dapat mereka ajarkan kepada siswa sejak dini.

Namun, pelatihan ini tidak hanya menekankan pada teori mitigasi bencana, tetapi juga penyusunan kurikulum berbasis komunitas sosial lokal, “Ini berarti, materi yang diajarkan akan disesuaikan dengan potensi dan kearifan lokal, sehingga siswa dapat memahami langkah-langkah mitigasi dalam konteks lingkungan sekitar mereka,”jelas Sahudra lagi.

“Komunitas sosial lokal memiliki pengetahuan yang kaya tentang lingkungan mereka, sehingga sangat penting untuk melibatkan mereka dalam penyusunan kurikulum,dengan demikian, siswa tidak hanya belajar dari buku teks, tetapi juga dari pengalaman masyarakat sekitar,” terang Sahudra.

Melalui program ini, diharapkan para guru dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam memperkenalkan mitigasi bencana di lingkungan sekolah dan masyarakat. Pelatihan ini juga diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan kurikulum berbasis komunitas, khususnya di wilayah-wilayah yang rawan bencana, sebutnya.

Lanjutnya, kolaborasi antara Universitas Samudra dan KKG Gugus IV Muda Sedia ini menjadi model sinergi yang baik antara lembaga pendidikan tinggi dan masyarakat lokal dalam menghadapi tantangan bencana di masa depan.

“Adapun tim pengabdian terdiri dari para dosen Universitas Samudra, yaitu Dr. Tengku Muhammad Sahudra, M.Pd, Dr. Asnawi, M.Pd, dan Hanif Harahap, M.Pd serta dua mahasiswa, Teguh Ardiansyah dan Diva Krisanti Br Sinulingga yang turut berperan aktif dalam mendampingi peserta pelatihan,” sebut Sahudra.

Sementara itu, Zulfikar, S.Pd, Ketua KKG Gugus IV Muda Sedia menyampaikan, sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena guru adalah garda terdepan dalam pendidikan. “ Melalui pelatihan ini, kami merasa lebih siap untuk mengajarkan materi mitigasi bencana kepada siswa,” ujarnya seraya diharapkan dengan pendidikan yang tepat, anak-anak akan lebih tanggap terhadap situasi darurat dan mampu mengambil langkah-langkah tepat jika terjadi bencana.

Ditambahkannya,program ini secara khusus menekankan pentingnya penyesuaian kurikulum dengan karakteristik sosial dan geografis setempat,kearifan lokal menjadi landasan penting dalam penyusunan kurikulum mitigasi,agar pembelajaran lebih kontekstual dan dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh Tamiang.(b15).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE