IDI (Waspada): Belasan gajah Sumatera mengobrak-abrik enam hektare lahan pertanian milik warga di sejumlah lokasi dalam Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur. Aksi keberingasan satwa liar berbadan jumbo itu telah terjadi sejak pekan ketiga bulan September 2024.
Terakhir, gajah Sumatera menyasar padi gogo milik warga yang siap panen seluas satu hektare di SP-VI Gampong Arul Pinang, Kecamatan Peunaron, Sabtu (19/10). “Sejak dua hari yang lalu gajah masuk menyasar tanaman padi. Padahal rencana sepekan ke depan padi darat ini akan dipanen,” kata Jakra, petani padi darat di Peunaron.
Selain di Arul Pinang, gajah Sumatera juga merusak tanaman padi dan jagung di Gampong Peunaron Baru, Kecamatan Peunaron, seluas enam hektare. Korban keberingasan satwa dilindungi itu antara lain lahan padi sawah seluas sehektare milik Zakia. Lalu tanaman padi sawah milik Abulamin seluas sehektare.
Kemudian, padi sawah milik Nurkhalis di lokasi dengan luas 1,5 hektare dan 1/4 hektare. Tanaman jagung yang ikut lenyap dirusak gajah milik Sutrimo dan Riadi masing-masing seluas satu hektare. Padahal keduanya selama ini telah bersusah payah menjaga tanaman jagung dengan harapan bisa dipanen tepat waktu sebulan ke depan.
Keuchik Gampong Peunaron Baru, Marsudi, Minggu (20/10) mengaku telah melaporkan perihal tanaman warga yang dirusak gajah Sumatera sejak sepekan yang lalu. “Kita sudah laporkan ke pimpinan dengan harapan persoalan sosial ini dapat segera ditangani pemerintah melalui instansi terkait,” katanya.
Dia mengaku, persoalan gajah liar kian menggangu petani dan pekebun di desanya dan sejumlah desa lain. Pemerintah Aceh melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh dapat menurunkan tim teknis untuk menangani persoalan gajah di pedalaman Aceh Timur. “Persoalan gajah harus diakhiri, karena telah terjadi bertahun-tahun,” pungkas Marsudi. (b11).