SIGLI ( Waspada) : Kendati Presiden RI, Prabowo Subianto telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah ( HPP) gabah dari petani, Rp 6.500/ Kg.
Akan tetapi para tengkulak atau agen gabah di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh tetap ngotot ” menggoda” para petani mau menjual hasil panen padi dibawah HPP, berkisar Rp 6.200/ Kg.
Seperti yang dirasakan sebagian petani di Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie. Para petani di kecamatan itu terpaksa menjual hasil panennya Rp 6.200/ Kg kepada agen penampung gabah yang rajin turun ke kampung kampung merayu para petani menjual hasil panennya dibawah HPP.
Alasan para petani terpaksa menjual hasil panennya dengan harga Rp 6,200/ Kg, karena tidak tahu informasi tentang penetapan HPP oleh Presiden RI. Ini membuktikan bahwa lemahnya kinerja para instansi terkait dalam melakukan sosialisasi ke masyarakat bawah khususnya para petani.
Kondisi ini dimanfaatkan sekolompok agen atau tengkulak nakal, membeli hasil panen gabah dari petani dengan harga dibawah HPP. Meski HPP ini dikawal oleh sejumlah instansi pemerintah terkait, hal itu hanya terjadi ditingkat kantor pemerintah.
Sedangkan dilapangan para tengkulak atau agen agen penampung gabah gentayangan keluar masuk kampung dan kecamatan terus merayu para petani agar bersedia menjual hasil panen padi ya dibawah HPP yang ditetapkan Presiden.
Lambanya kinerja pemerintah, dalam hal ini Bulog Drive Sigli menyerap harga gabah langsung dari petani, seolah memberi peluang bagi para tengkulan atau agen penampung gabah lebih leluasa menyerap harga gabah dari para petani dibawah HPP.
Para tengkulak atau agen penampung membeli dengan harga Rp 6.200/ Kg, akan menjualnya ke Bulog denganharga HPP atau kepada perusahaan mesin penggiling padi.
Seperti dikeluhAlfian, salah satu petani di Peukan Baro, menuturkan harga gabah di tingkat petani saat ini mencapai Rp 6,2 ribu per kg, jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6.500 per kg yang mulai berlaku sejak 15 Januari 2025.
Para petani berharap Bulog dapat segera menyerap hasil produksi mereka agar keuntungan yang didapat sepadan dengan biaya yang telah dikeluarkan.
Alfian, mengaku terpaksa menjual murah gabahnya ke tengkulak dengan harga Rp 6,2 ribu per kg. Penetapan harga itu dilakukan sepihak oleh tengkulak karena pihak Bulok tidak turun membeli gabah yang baru dipanenya.
Sebelumnya, Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Sigli, Kabupaten Pidie, Ahmad Fadly,usai menghadiri rapat di Kantor Pertanian Kabupaten Pidie menegaskan pihaknya siapm menyerap gabah kering panen petani di wilayah Kabupaten Pidie dengan harga Rp6.500 per kilogram.
“Jadi hari ini kami sudah berkoordinasi dengan Pak Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DPP) maupun penyuluh lapangan secara aktif, karena teman teman di lapangan ini yang lebih tahu, artinya tahu lokasi panen di mana ,” katanya.
Dia mengatakan, Bulog Divre Sigli,Kabupaten Pidie akan lebih proaktif melakukan serap gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram. Bahkan dia menargetkan akan menyerap gabah petani 10 ribu ton.
Meski saat ini di Kabupaten Pidie belum terjadi puncak panen. Bulog Divre Sigli sudah menyerap 150 ton. Diperkirakan saat terjadi puncak panen jumlah itu akan bertambah.
Bulog Divre Sigli tetap semangat bersama Instasi mitra, seperti Dinas Pertanian dan Pangan Pidie, Kodim 0102 Pidie untuk mengoptimalkan penyerapan gabah dengan harga 6500 rupiah per kg. (b06)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.