ACEH TAMIANG (Waspada) : Unsur Forkopimcam Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang bersama BPBD Aceh Tamiang melakukan pembersihan tanah longsor yang menimbun badan jalan penghubung utama Kampung Sekumur dan Kampung Pematang Durian.
Musibah tanah longsor yang terjadi pada Senin 21 April 2025 kemarin mengakibatkan ruas jalan tersebut tidak dapat dilintasi karena tertimbun tanah longsor dan butuh penanganan serius untuk pembersihan ruas jalan tersebut.
Mendapatkan informasi musibah tersebut, unsur Muspika Kecamatan Sekerak berupaya secepat mungkin untuk melakukan pembersihan tanah yang menimbun badan jalan agar dapat kembali dilintasi oleh masyarakat dari kampung Sekumur,Kampung Juar dan Pematang Durian.
Camat Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang, Saftian Putra Jatami kepada Waspada Selasa (23/4) mengatakan, ada beberapa titik terjadi tanah longsor diruas jalan penghubung tersebut dan pembersihan sudah dilaksanakan, saat ini hanya tinggal satu titik lokasi lagi.
“Dalam proses pembersihan tanah longsor menurunkan satu unit alat berat eskavator dari BPBD Aceh Tamiang, beberapa titik lokasi sudah selesai dilakukan pembersihan dan tinggal satu titik lagi, bila tidak ada kendala dilapangan akan juga rampung satu atau dua hari ini,” ungkapnya.
Saftian juga menyampaikan apresiasi kepada warga dari kedua kampung yang turut serta membantu pihaknya dalam proses pelaksanaan pembersihan tanah longsor tersebut.
“Kita harapkan pembersihan tanah longsor ini cepat selesai dan warga dapat kembali melintasi ruas jalan ini untuk beraktivitas seperti biasanya,” sebutnya.
Datok Penghulu Kampung Sekumur, Sopiyan bersama Datok Pematang Durian, Hasanuddin mengharapkan kepada pemerintah daerah agar dapat dilakukan perawatan jalan yang belum di aspal dan badan jalan masih tanah serta saat musim hujan berlumpur serta beberapa titik sulit dilalui.
Seperti diketahui, Kampung Sekumur dan Pematang Durian merupakan salah satu daerah pedalaman dalam wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, karena itu perawatan badan jalan ini penting dilakukan agar masyarakat dapat mengeluarkan hasil pertanian dan perkebunan serta kebutuhan lainnya mudah untuk akses transportasinya.
Dengan kondisi badan jalan yang terkadang sulit dilalui, tidak menutup kemungkinan warga setempat ada yang menggunakan getek menyeberangi sungai membawa hasil pertanian dan perkebunan untuk dijual.(b15)
