LHOKSEUMAWE (Waspada): Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) bersama Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Aceh telah berhasil melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tentang Skenario dan Peta Jalan Perencanaan Tenaga Kerja Vokasi dan Inovasi yang berbasis pada potensi daerah Aceh.
FGD ini penting dilaksanakan sebagai langkah strategis untuk menggali dan memanfaatkan potensi lokal. Nantinya, hasil pembahasan dalam FGD tersebut akan merumuskan finalisasi strategi pengembangan tenaga kerja dan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan dan keunggulan kompetitif wilayah Aceh yang akan dituangkan dalam dokumen penelitian yang berfokus pada isu kebijakan tertentu (Policy Paper).
“Alhamdulillah kegiatan FGD telah berhasil dan sukses kita laksanakan kemarin Kamis, 11 Juli 2024 di Ruang Rapat Biro Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan (Biro Isra) Kantor Gubernur Aceh,” kata Wakil Direktur Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi PNL, Muhammad Arifai, Sabtu (13/7) siang kepada Waspada.
Menjawab Waspada, Muhammad Arifai menjelaskan, Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Aceh terdiri dari Politeknik Aceh, Politeknik Aceh Selatan, dan AKN Aceh Barat. Dalam FGD tersebut, PNL ikut melibatkan para pakar dari pemerintah, akademisi, KADIN serta Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
“Harapan kita dengan terlaksananya FGD ini dapat memfinalisasi skenario dan peta jalan (road mapping) terkait perencanaan tenaga kerja vokasi dan inovasi yang berbasis pada potensi daerah Aceh. Alhamdulillah FGD ini sudah berjalan dengan sukses tinggal merumuskan dan menyusun policy paper,” jawab Muhammad Arifai.
Masih menurut Muhammad Arifai, FGD yang telah dilaksanakan pihaknya beberapa waktu lalu dilakukan dengan menggunakan metode Delphi yaitu proses peramalan dan kerangka komunikasi terstruktur yang didasarkan pada hasil beberapa putaran kuesioner yang dikirimkan ke panel pakar. Setelah setiap putaran kuesioner, para pakar diberikan ringkasan agregat dari putaran terakhir, yang memungkinkan setiap pakar untuk menyesuaikan jawaban mereka sesuai dengan respons kelompok. Proses ini menggabungkan manfaat analisis pakar dengan unsur-unsur kebijaksanaan massa.
“Makanya kita katakan penting, karena FGD ini merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa semua aspek telah dipertimbangkan dengan matang dan ini merupakan tahap finalisasi,” katanya.
Muhammad Arifai berharap, policy paper yang dihasilkan nantinya mampu menjadi panduan bagi perencanaan ketenagakerjaan vokasi dan inovasi yang dapat mengoptimalkan potensi lokal dan meningkatkan daya saing daerah Aceh.
Pada kesempatan itu, Plt. Asisten I Setda Aceh, Muhammad Junaidi, menyoroti Program Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (RPVPV) sebagai langkah strategis untuk menghubungkan antara sektor pendidikan (sisi supply) dan DUDI (sisi demand).
“Keberadaan Keppres 68 Tahun 2022 tentang revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi memberikan fondasi yang kokoh bagi program ini. Saya bersyukur, di Aceh telah dibentuk Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV),” ungkap Junaidi, yang juga menjabat sebagai Kepala Biro Hukum Setda Aceh.
Lebih lanjut, Junaidi menekankan pentingnya langkah selanjutnya untuk membentuk Tim TKDV di setiap Kabupaten/Kota di Aceh, guna mendukung Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah.
“Program ini harus sukses. Pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi harus terakomodir di dalam dokumen RPJM dan Renstra Dinas Pendidikan Aceh, begitu juga dalam revisi RPJP Aceh,” harapnya.
Teuku Jailani, Wakil Ketua Umum KADIN Aceh bidang vokasi dan sertifikasi, menyoroti dampak revolusi teknologi dan informasi terhadap dunia usaha. Menurutnya, perubahan ini akan mengubah struktur pekerjaan di berbagai sektor usaha dan memicu persaingan bisnis yang semakin ketat.
“Peningkatan kemampuan untuk tetap bertahan hanya dapat dicapai melalui efisiensi, inovasi, dan dukungan ekosistem dunia usaha yang kondusif,” ungkap Jailani.
Kepada Waspada, Muhammad Hatta, Koordinator Humas dan Kerjasama PNL, yang juga Ketua Humas Forum Politeknik Negeri Se Indonesia menyebutkan kilas balik proses lahirnya program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah adalah dimulai dengan Kick Off Nasional di Hotel Millennium, Jakarta pada tanggal 22 Agustus 2023.
Acara tersebut dihadiri oleh Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Direktur LPDP, Pejabat dari Kemenko PMK, Sekda Provinsi, Pimpinan PTV dan Tim Konsorsium Se Indonesia.
Setelah agenda Kick Off Nasional dilanjutkan dengan peluncuran program di daerah. Acara Kick Off Daerah diluncurkan pada 16 Oktober 2023 di Kryad Muraya Hotel, Banda Aceh dibuka oleh Asisten I Setda Aceh. (b07).
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.