Ekonom: Ketua Kadin Aceh Harus Hidupkan Tiga Plus Satu Sumber Daya Alam

  • Bagikan

BANDA ACEH (Waspada): Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (USK) Dr Amri SE MSi menilai butuh sosok pengusaha tulen yang memimpin Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh nantinya agar dapat menghidupkan tiga plus satu Sumber Daya Alam (SDA) di Provinsi Aceh. Apalagi, Provinsi Aceh memiliki potensi SDA yang begitu besar.

Tiga plus satu yang dimaksud adalah pertanian, peternakan dan perikanan serta perkebunan plus industri kecil menengah (IKM) menengah dan kecil. Karena, IKM yang menghidupkan dan menggerakan roda perekonomian daerah.

“SDM Aceh, memiliki potensi besar dan luas yang bisa dikembangkan. Disitu ada pertanian, lihat hasil alam Aceh sangat banyak, kemudian perkebunan khususnya Aceh Tengah itu sampai perbatasan Sumatera Utara disana sektor perkebunan yang hidup. Lalu, peternakan dan perikanan. Perikanan lihat kawasan pantai barat itu, potensi hasil perikanannya ekspor sangat besar,” kata Mantan Sekretaris Magister Manajemen (MM) Program Pascasarjana USK ini kepada Waspada, Jumat (24/6/2022).

Amri menjelaskan dirinya pernah di luar negeri, ketika itu melihat ikan bandeng diimpor dari negara lain, kenapa bukan dari Aceh. Padahal, sektor perikanan Aceh sangat luas dan SDA yang sangat besar.

“SDA kita masih belum digali lebih jauh lagi. Harusnya ini yang perlu lagi. Makanya kenapa saya bilang, harus pengusaha tulen yang memimpin Kadin Aceh, bukan latar belakang lain. Karena pengusaha lebih paham apa saja potensi usaha yang bisa dikembangkan di Aceh dan apa kendalanya, bisa dipahami langsung,” ujarnya.

Dia menjelaskan, selain sektor itu, yang paling utama sebenarnya adalah IKM atau UKM kalangan menengah bawah. Contoh yang paling dekat adalah pabrik gula skala kecil saja dulu, tidak usah harus puluhan miliar.

“Dengan adanya pabrik gula itu, maka akan menyerap tebu. Tebu bisa ditanam di Aceh karena potensi alam Aceh masih sangat besar. Artinya, bisa menghidupkan sektor penyerapan tenaga kerja perkebunan dan pabrik gula itu sendiri. Kemudian pemasarannya juga harus diperhatikan, agar keberlangsungan usaha berjalan baik ke depannya,” tuturnya.

Kemudian seperti Kota Banda Aceh, ibukota Provinsi Aceh sendiri hanyalah sebuah kota jasa dan wisata. Sedangkan untuk pengembangan perekonomian Aceh Besar menjadi salah satu yang terdekat dengan ibukota provinsi.

Hal tersebut, menurutnya, yang perlu menjadi perhatian bagi calon Ketua Kadin Aceh. Jika itu bisa dijalankan, maka Amir berkeyakinan Aceh akan menjelma menjadi provinsi dengan peningkatan perekonomian terbesar di Sumatera.

“Tentunya hal itu yang menjadi catatan tersendiri bagi Ketua Kadin Aceh. Ini yang kita harapkan agar perekonomian Aceh kembali bangkit,” tegasnya.

Seperti diketahui, Ismail Rasyid, M Iqbal dan Rizki Syahputra melaju ke Musyawarah Provinsi (Musprov) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Aceh tahun 2022. Ketiga nama pengusaha itu lulus setelah melalui verifikasi persyaratan administrasi.

“Tiga calon Ketua Umum memenuhi persyaratan administrasi kelengkapan persyaratan diajukan ke Musprov. Tiga nama itu adalah M Iqbal, Ismail Rasyid
dan Rizki Syahputra,” kata Plh Ketua KADIN Aceh Muhammad Mada dan Ketua SC T Yusuf dalam konfrensi pers di Kantor Kadin Aceh Jalan Makam Pahlawan Banda Aceh, Selasa (21/6/2022).

Cik Mada sapaan akrab Muhammad Mada juga memaparkan tiga nama semua yang sudah ditetapkan dari 5 calon, 2 yang tidak memenuhi syarat. Kedua calon yang tidak memenuhi syarat adalah Ibnu Sina Musa dan Iskandar Ali. “Musprov nantinya yang akan menentukan calon,” ujarnya.(sul/b02)

Teks foto: Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (USK) Dr. Amri. Waspada/Ist

  • Bagikan