“Santri harus bijak, jangan hanya terbuai dengan janji-janji manis. Pahami bahwa membangun daerah butuh perencanaan matang dan anggaran yang realistis. Jangan sampai pilihan politik kita hanya didasarkan pada janji-janji yang sulit diwujudkan.”
PERINGATAN itu disampaikan oleh Advokat dan Mediator PMN, Dr Bukhari, MH, CM saat bertemu dengan Waspada, Senin (14/10) siang di Gathaf Coffee Teupin Punti, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara. Menurutnya, sejumlah calon gubernur (Cagub) yang tengah berkampanye di Aceh ramai menawarkan berbagai program yang terkesan menggiurkan.
Namun, sambungnya, tidak sedikit dari janji-janji tersebut dinilai kurang rasional jika disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. Hal ini memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama bagi para santri yang menjadi salah satu segmen pemilih terbesar di Aceh.
Kata Bukhari lagi, sejumlah pengamat mengingatkan masyarakat untuk lebih selektif dalam menyerap informasi yang disampaikan selama kampanye. Mereka menilai bahwa program-program yang ditawarkan tidak selalu mencerminkan realitas fiskal yang ada.
“Masyarakat, khususnya kalangan santri, harus waspada dan lebih kritis dalam menyikapi janji-janji kampanye tersebut. Mengingat, santri sebagai elemen masyarakat yang memiliki pengetahuan agama dan etika harus menjadi teladan dalam menjaga kewarasan politik,” sebut Bukhari.
Dia menambahkan, santri harus bijak dan jangan hanya terbuai dengan janji-janji manis. Para santri harus memahami, bahwa membangun daerah butuh perencanaan matang dan anggaran yang realistis. Jangan sampai pilihan politik hanya didasarkan pada janji-janji yang sulit diwujudkan.
Karena itu, kata Bukhari, dengan semakin dekatnya pemilihan gubernur, diharapkan masyarakat Aceh dapat menentukan pilihan dengan mempertimbangkan realitas pembangunan daerah, bukan semata janji kampanye yang belum jelas realisasinya. WASPADA.id/Maimun Asnawi, SHI, MKomI
