LHOKSEUMAWE (Waspada): Untuk mendongkrak nilai seni dan budaya daerah Aceh dan nasional, seluruh sekolah diwajibkan memiliki sanggar yang aktif dan produktif.
Hal itu diungkapkan Kadis Pendidikan Kota Lhokseumawe A. Haris, Senin (24/7), guna meningkatkan nilai seni dan budaya bagi para pelajar.
Dikatakannya, setiap sekolah perlu memiliki sanggar seni yang aktif untuk melatih pelajar menguasai seni tarian daerah Aceh dan daerah lainnya. Setidaknya, meski tidak dapat menguasai semua seni dan budaya daerah lokal atau daerah, namun setidaknya para pelajar mengenali setiap ciri khas tarian daerah.
Antara lain, tarian Ranup Lampuan, Sedati, rapai, Saman dan tarian kreasi modern lainnya.
Semua seni tarian ini juga kerap ditampilkan dalam berbagai acara seremonial sebagai Pembuka acara.
Apalagi setiap tahunnya Pemko Lhokseumawe rutin menggelar acara festival kesenian dan budaya daerah.
Selama ini Kota Lhokseumawe khususnya sanggar tari pelajar sering mengikuti berbagai event dan perlombaan diberbagai daerah. Bahkan prestasinya berhasil mengharumkan nama baik Kota Lhokseumawe yang pernah mendapat penghargaan skala nasional.
Haris juga menjelaskan melalui Bidang Kebudayaan mendorong langkah untuk dapat meningkatkan ilmu pengetahuan seni dan budaya. Kemudian pihaknya juga fokus dengan kegiatan pemugaran, perawatan, pelestarian seluruh situs sejarah yang ada di Kota Lhokseumawe seperti Makam Tgk Cot Pling, Pusara Putroe Neng dan lainnya.
Haris berharap semua pihak dapat menghargai dan menghormati penghargaan atau prestasi yang telah diraih. “Kalau kita mendapatkan penghargaan maka kita harus bersyukur. Seperti penghargaan pemberian gelar Kanjeng Raden untuk PJ Walikota Lhokseumawe Imran dari Keraton Yogyakarta. Karena kalau tidak ada penghargaan pun akan dicibir,” paparnya. (b09)