Dituntut Bayar Uang Balai Pengajian, Geusyik Cibrek Baroh Dan Anaknya Berang

- Aceh
  • Bagikan
Dituntut Bayar Uang Balai Pengajian, Geusyik Cibrek Baroh Dan Anaknya Berang
Screenshot video warga.

ACEH UTARA (Waspada): Kesal dipertanyakan uang balai pengajian 18 bulan belum dibayar, Geusyik Cibrek Baroh Rusli dan anaknya spontan berang hendak menganiaya warga dalam rapat di meunasah setempat Kec. Syamtalira Arun Kab. Aceh Utara, Kamis (2/1) lalu.

Kemarahan geusyik dan anaknya itu sempat terekam jelas dalam video ponsel warga. Dalam rekaman tersebut saat rapat sedang berlangsung dalam meunasah setempat terlihat awalnya berjalan dengan kondusif.

Lalu begitu warga menuntut janji uang balai pengajian yang sudah 18 bulan belum dibayar, seketika itu anak geusyik berdiri sambil mengeluarkan kata tak pantas dan mengusir warga. Lalu disusul ayahnya sang geusyik bangkit hendak menganiaya warga.

Otomatis suasana rapat pun menjadi rusuh dan tak terkendali hingga tampak geusyik dan anaknya emosi dengan wajah sangar sedang dipegangi oleh keluarganya yang lain.

Pimpinan balai pengajian Gampong Cibreh Baroh Tgk. Jafar Rabu (8/1) mengatakan geusyik dan sekeluarganya sering bergaya koboi dan semena-mena terhadap warga yang mengkritiknya. Apalagi mempertanyakan persoalan penggunaan dana desa yang tidak transparan.

Jafar mengaku mempertanyakan uang balai pengajian 18 bulan belum dibayar. Padahal dana untuk balai pengajian sudah dialokasikan dalam dana desa sesuai surat keputusan Geusyik Gmpong Cibrek Baroh nomor 87 tahun 2023 tentang penetapan pengelolaan guru balai pengajian Sirajul Qari.

Hal ini berdasarkan perarturan Bupati Aceh Utara nomor 5 tahun 2015 tentang tata cara pembagian dan penetapan rincian dana Gampong dalam Kab. Aceh Utara tahun 2015.

Ironisnya setiap kali membahas hal itu selalu geusyik menanggapinya dengan cara anarkis dan intimidasi atau perbuatan tidak menyenangkan.
Tidak hanya itu, geusyik juga memberi efek jera dengan memblokir segala perhatian. Bahkan efeknya juga akan diterima warga lain yang bergaul dengan pihak balai pengajian.

Jafar mengaku akan menempuh jalur hukum atas perbuatan tidak menyenangkan oleh geusyik dan anaknya. Termasuk melaporkan Petuha Peut atas pencemaran nama baiknya yang memutar balik fakta yang menimbulkan kegaduhan dalam rapat.

Sementara itu, Rabu (8/1), Geusyik Cibrek Baroh Rusli ketika dikonfirmasi menolak menjawab konfirmasi melalui telepon seluler. Dia meminta wartawan datang dan bertemu di meunasah yang jarak tempuhnya 17 Km dari Kota Lhokseumawe.

Ternyata begitu wartawan tiba di meunasah, disambut ramai oleh geusyik yang mengajak tiga oknum polisi dan mengumpulkan seluruh perangkat desanya.

Seketika itu, geusyik cs terkesan mengepung wartawan. Setiap kali diajukan pertanyaan geusyik meminta perangkatnya seperti Tuha Peut untuk menjawab.

Kemudian geusyik mengaku terpancing emosi dan marah ditanya uang balai pengajian yang sudah dialihkannya untuk keperluan lainnya. “Kalau minta uang balai pengajian tetap tidak ada,” katanya dengan gaya arogan.

Ironisnya lagi, usai dikonfirmasi sang geusyik yang disaksikan oknum polisi coba memberi sejumlah uang kepada wartawan Waspada.

Seketika itu, meski berulang kali dipaksa menerima, namun Wartawan Waspada dengan sigap menolak pemberian uang. Kemudian pamit untuk pulang ke Kota Lhokseumawe yang berjarak 17 Km dari Desa Cibrek Baroh. (b09)




Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *