BLANGPIDIE (Waspada): Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan), Aceh Barat Daya (Abdya), Senin jelang sore (1/7) lalu, meninjau lokasi muara Suak Mirah, perbatasan Desa Ujung Tanah dengan Desa Ladang Tuha I, Kecamatan Lembah Sabil, yang tersumbat, sehingga muara meluap berakibat terendamnya belasan hektar areal pertanian penduduk, yang terancam gagal panen.
Sebagaimana diberitakan Waspada sebelumnya, belasan hektar areal pertanian penduduk dalam dua Desa, yakni Desa Ujung Tanah dan Ladang Tuha I, Kecamatan Lembah Sabil, terancam gagal panen, imbas dari rendaman luapan muara Suak Mirah, yang tersumbat timbunan pasir dan batu. Sehingga, air tidak bisa lagi mengalir ke laut.
Menindaklanjuti masalah hajat hidup orang banyak itu, tim Distanpan Abdya, dibawah komando Plt Kadistanpan Abdya, Hendri Yadi SP langsung bergerak ke lokasi, guna melihat secara langsung kondisi muara dan tanaman padi warga, sekaligus melakukan kajian agar tindakan penanggulangan tepat sasaran. “Kami langsung turun ke lokasi dan melihat langsung persoalan yang dialami petani setempat,” ujarnya.
Hendri Yadi mengatakan, setelah mempelajari kondisi di lapangan dan penyebab terjadinya luapan air muara yang merendam tanaman padi, pihaknya memutuskan untuk melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Dinas Pekerjaam Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Badan Penangulangan Bencana Kabupaten (BPBK), terkait tindakan penanggulangan yang akan diambil.
Sebab katanya, upaya penanggulangan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pengerukan mulut muara Suak Mirah, dengan menggunakan alat berat jenis excavator, juga mengangkat sedimen yang menumpuk di mulut muara, sehingga air muara dapat kembali lancar mengalir ke laut. “Excavator milik Distanpan Abdya berkapasitas kecil, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pengerukan dimaksud. Karenanya kami berkoordinasi dulu dengan Dinas PUPR dan BPBK untuk bisa dibantu melakukan pengerukan menggunakan excavator berkapasitas yang lebih besar,” ujarnya.
Baca juga:
Untuk itu, pihaknya meminta kepada para petani, agar tetap bersabar menunggu tindakan pengerukan mulut muara, yang saat ini tengah diupayakan penanggulangannya. “Intinya, Distanpan Abdya tidak akan tinggal diam terhadap keluhan petani. Mohon bersabar, kami tetap mengupayakan upaya pengerukannya dan hal ini menjadi atensi bagi kami,” harapnya.
Karena tinggginya sumbatan pasir dan bebatuan di mulut muara tambah Hendri Yadi, pekerjaan secara manual sangat tidak efektif. Ditambah lagi, kondisi ombak yang sering berubah-rubah. Sehingga, belum sempat mulut muara terbuka saat digali, ombak telah lebih dulu menyapu pasir dan membuat mulut muara kembali tersumbat. “Untuk menyelesaikan itu, kita harus menggunakan alat berat jenis excavator besar. Kalau excavator kecil, jelas tidak mampu,” demikian Hendri Yadi.(b21)