KOTA JANTHO (Waspada): Dalam upaya menggali potensi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah, maka Pemkab Aceh Besar perlu melakukan usaha-usaha kreatif dengan meningkatkan produktivitas produk unggulan daerah, sekaligus memiliki tujuan utama untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik dan sekaligus memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
Untuk itu, Pemkab Aceh Besar melalui Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Besar menggelar diseminasi hasil kajian kelayakan pengembangan produksi garam unggul di Kabupaten Aceh Besar di Aula Bappeda Aceh Besar di Kota Jantho, Selasa (10/10).
Kepala Bappeda Aceh Besar, Rahmawati, SPd, mengatakan, berdasarkan data badan pusat statistik, sejak tahun 2019 laju pertumbuhan ekonomi kabupaten aceh besar relatif tinggi hingga mencapai 4,31 persen dan pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan drastis yaitu sebesar 0,39 persen, akibat pengaruh melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan ekonomi nasional yang cenderung negatif karena pandemi covid-19.

“Kondisi ekonomi Aceh Besar mulai membaik pada tahun 2021 hingga tahun 2022 yang sampai saat ini mengalami peningkatan sebesar 3,87 persen,” katanya.
Ia menjelaskan, pendapatan per kapita sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2018 tercatat sebesar Rp22,91 milyar. Kondisi ini naik setiap tahunnya sampai dengan tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp25,71 milyar. Secara riil, kenaikan angka PDRB per kapita yang cukup signifikan ini ikut menurunkan pengaruh inflasi di wilayah Kabupaten Aceh Besar.
“Oleh karena itu, Pemkab Aceh Besar akan terus berupaya untuk meningkatkan pembangunan dan pengembangan daerah agar tujuan serta sasaran pembangunan daerah dapat tercapai dengan baik dan tepat sasaran,” ujarnya.
Menurutnya, Kabupaten Aceh Besar, selain menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Aceh, juga memiliki garam berkualitas tinggi dan higienis yang diproduksi oleh petani garam di wilayah persisir pantai. Produksi garam yang sangat berkualitas ini memberikan kepuasan pasar sebagai bagian dari bahan pokok untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari.
“Itu sebabnya, hari ini kita lakukan diseminasi atau publikasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan di wilayah kabupaten aceh besar, berupa “kajian kelayakan pengembangan produksi garam unggul” guna optimalisasi peningkatan pdrb dan daya saing daerah Kabupaten Aceh Besar,” ujarnya.
Rahmawati menjelaskan, kajian kelayakan pengembangan produksi garam unggul tersebut bertujuan untuk menganalisis kelayakan pengembangan produktifitas garam unggul berdasarkan keunggulan dan potensi yang ada dalam rangka peningkatan perekonomian daerah.
“Kajian ini juga memberikan kesimpulan akhir terkait kelayakan pengembangan produktivitas garam unggul di Kabupaten Aceh Besar atas dasar hasil analisis komprehensif yang dilakukan, dengan menyertakan catatan segala kemungkinan yang harus disikapi untuk meminimalisir akibat negatif yang akan ditimbulkan,” pungkasnya.
Turut hadir pada acara tersebut, para Kepala OPD, Ketua DPRK Aceh Besar, Iskandar Ali, Anggota DPRK, Yusran, Peneliti dan Pemerhati Universitas Abulyatama, Usman Lamreung. (b03)