TAPAKTUAN (Waspada) : Masyarakat Menggamat Kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan mengeluhkan kondisi perubahan warna Air Sungai Lawe Ngamat tepatnya di Gampong Malaka sejak tiga bulan terakhir. Jika biasanya air sungai yang mengalir dari hulu sampai hilir mengalir jernih namun kondisi kini telah berubah berwarna kuning.
Dampaknya, masyarakat yang biasa menggunakan air pegunungan itu untuk kebutuhan MCK dan juga sudah menjadi kearifan lokal masyarakat setempat selain air digunakan untuk MCK, masyarakat juga pada bulan Ramadan seperti ini menggantungkan mata pencariannya di sungai tersebut untuk menangkap ikan khas Menggamat seperti ikan kerling dan ikan lainnya untuk santapan segar berbuka.
Namun hal itu pupus pada Ramadan kali ini, kondisi warna air yang keruh hanya bisa membuat masyarakat membatin dan menunggu keajaiban sambil menunggu adanya perhatian dan tindak lanjut dari pemerintah setempat.
Tapi nampaknya hal itu tidak pernah terjadi, sehingga salah seorang warga, memberanikan diri untuk menyampaikan informasi tersebut kepada wartawan setelah selama tiga bulan menunggu respon pemerintah setempat tak kunjung terealisasi.
“Kami telah menderita selama 3 bulan lamanya, air lawe ngamat atau sungai menggamat yang biasanya jernih kini berubah warna menjadi kuning kecoklatan, hal ini terjadi begitu saja tanpa dipengaruhi faktor alam seperti hujan atau banjir,” kata salah seorang tokoh masyarakat Kluet Tengah, Bakri Afni, kepada wartawan Jumat (21/3).
Bakri melanjutkan, perubahan warna air sungai Lawe Ngamat ini diduga kuat akibat adanya aktivitas pertambangan yang sengaja melakukan pembuangan limbah ke sungai, sebab menurutnya selama ini tidak pernah air sungai tersebut berubah warna apalagi sampai berbulan-bulan jika bukan faktor alam seperti banjir atau adanya kesalahan prosedur atas aktivitas perusahaan pertambangan.
“Kami juga mendapatkan adanya aktivitas perusahaan tambang di hulu sungai menggamat yang tidak memiliki waduk pengendapan limbah dan disinyalir kerap membuang limbahnya langsung ke lawe ngamat pada waktu tertentu,” ucapnya.
Oleh karena itu, mewakili masyarakat, Bakri meminta agar Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dan Aparat Penegak Hukum (APH) segera menindaklanjuti hal itu, memberikan jawaban pasti kepada masyarakat atas penyebab perubahan warna air lawe ngamat sungai yang telah terjadi selama tiga bulan terakhir.
“Sudah kewajiban pemerintah dan APH untuk memastikan keberlangsungan hidup masyarakat, perlindungan terhadap masyarakat sekaligus perlindungan terhadap lingkungan, untuk itu kami meminta agar pemerintah dan APH segera meresponnya dan mewujudkan kenyamanan bagi masyarakat,” tutup Bakri yang juga pemerhati lingkungan itu.
Menanggapi keresahan masyarakat, Kepala Komite Tehnik Tambang (KTT) KSU Tiega Manggis, Tubagus Imamudin membantah limbah yang menyebabkan air sungai menggamat berwarna kuning berasal dari tambang pihaknya.
Menurutnya, perubahan warna air sungai Manggamat sama sekali tidak ada hubungan dengan aktivitas tambang yang mereka lakukan.
“Benar jika limpasan air kami (KSU Tiega Manggis/red) menuju sungai Manggamat (Lawe ngamat/red),” ucapnya.
Tubagus melanjutkan, dalam aktivitasnya penggunaan dan pemanfaatan air tambang oleh KSU Tiega Manggis bukan langsung dibuang ke dalam sungai, tapi dimanfaatkan kembali untuk proses washing (pencucian) biji besi (air sirkulasi).
“Aliran sungai kami yang mengalir ke sungai manggamat saat ini dalam kondisi bersih dan tidak kotor, hanya pada saat hujan saja airnya keruh,” jelas Tubagus.
Ia melanjutkan untuk pembuktian lainnya dapat dilihat secara kasat mata dari pertemuan antara aliran sungai yang berhulu ke KSU Tiega Manggis mengalami warna yang lebih bening dibanding dengan air yang mengalir di lawe ngamat yang terlihat sudah keruh, berlumpur dan berwarna.
“Ini menunjukkan bahwa sumber kotornya bukan dari kami, silahkan dikroscek itu adalah dari hulu gunung yang ada di Gampong Simpang Lhee, area lokasi tambang Eks PT. BMU/MMU, terlebih lagi saat ini kami tidak dalam keadaan produksi,” tutup Kepala KTT KSU Tiega Manggis itu. (chm)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.