Setelah 10 tahun diabaikan Dinas PUPR Kota Lhokseumawe, kini sebuah waduk yang dibangun tanpa pintu air di Desa Uteun Bayi Kec. Banda Sakti, terbengkalai rusak dan sering meluap banjir ke rumah warga, Selasa (16/1). Waspada/Zainuddin. Abdullah
LHOKSEUMAWE (Waspada): Akibat telah lama diabaikan Dinas PUPR Kota Lhokseumawe, kini menyebabkan sebuah waduk yang dibangun tanpa pintu air di Desa Uteun Bayi Kec. Banda Sakti, terbengkalai rusak dan sering meluap banjir ke rumah warga, Selasa (16/1).
Kondisi waduk di Desa Uteun Bayi yang disebut dengan nama kolam tandu 4 itu sudah sangat memprihatinkan dan tak terurus sejak 2014.

Terhitung sudah 10 tahun lebih tempat penampungan air (waduk) pengendalian banjir yang di bangun 2014 dengan anggaran Rp4,4 miliar terletak di Gampong (desa) Uteun Bayi, Kota Lhokseumawe, terbengkalai tanpa perawatan. Namun ironisnya pembangunan waduk itu juga dikerjakan tanpa pemasangan pintu air.
Salah seorang warga Desa Uteun Bayi Fadli mengatakan setelah dibangun, pihak Dinas PUPR Kota Lhokseumawe tak pernah kunjung datang lagi. Sehingga waduk terbengkalai lama itu, bukannya memberi manfaat justru sebaliknya telah menimbulkan kemudharatan bagi warga sekitarnya. Karena waduk yang seharusnya berfungsi untuk mencegah banjir malah sering menimbulkan banjir dari luapan air.
Disebutkannya, jika air pasang (pasang Purnama) atau hujan deras, maka air dalam penampungan akan meluap naik ke rumah warga.
Fadli mengaku heran dengan kinerja Dinas PUPR Kota Lhokseumawe yang terkesan tutup mata dan membiarkan waduk terbengkalai rusak serta menimbulkan kemudharatan bagi warga lingkungan.
“ Waduk yang terbengkalai dan tak terurus itu bikin warga khawatir dan tak nyaman. Karena dibangun tanpa ada pintu air, jika sedang pasang airnya meluap membanjiri rumah warga sekitarnya,” ujarnya.
Sehingga warga berharap pihak pemerintah melalui Dinas PUPR Kota Lhokseumawe jangan buang badan dan segera mencari solusinya.

Sementara itu, Kadis PUPR Kota Lhokseumawe Safaruddin membenarkan sudah lama kondisi waduk itu terbengkalai tanpa perawatan.
“ Kita bangun memang untuk mengantisipasi banjir dan aliran drainase wilayah Gampong Uteun Bayi, Banda Masen, Teumpok Teungoh, Hagu Barat Laut dan Hagu Teungoh,” tandasnya.
Safaruddin menjelaskan kondisi memprihatinkan terjadi karena faktor tidak tersedianya biaya perawatan. Namun Safaruddin berjanji mulai saat ini pihaknya akan upayakan untuk pemeliharaannya. (b09).