SIGLI (Waspada): Di tengah laju inflasi yang melanda perekonomian masyarakat Kabupaten Pidie, ratusan petani di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie mengaku gagal panen dan merugi hingga miliaran rupiah akibat banjir luapan yang merendam wilayah mereka.
Puluhan hektare tanaman padi warga di Gampong Krueng Meuriam, di Blang Kuta Trieng, Gampong Pulo Mesjid II, Kecamatan Tangse, rusak diterjang banjir luapan, setelah daerah dataran tinggi itu diguyur hujan lebat, Senin (5/11) sore hingga malam.
Banjir tersebut juga menyebabkan erosi sungai puluhan meter, serta menyeret satu unit truk pengangkut material pasir di dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Meriam.
Ibrahim, 34, salah seorang petani Tangse, mengungkapkan hujan lebat yang turun sejak pukul 18:00 WIB, mengguyur dataran Tangse, Kabupaten Pidie menyebabkan sejumlah DAS di kawasan itu meluap hingga menggenangi badan jalan negara, lintas Beureunuen-Geumpang.

Banjir itu juga menggenangi puluhan hektare areal persawahan tanaman padi siap panen. Di Kuta Trieng, Gampong Pulo Mesjid II, Tangse. Tanaman padi yang baru siap dipotong, dilaporkan ikut terendam dan dibawa arus banjir luapan.
Begitupun juga dengan tanaman padi milik petani yang sudah menguning dan siap panen roboh akibat diterjang laju air bah tersebut. Kondisi ini memicu gagal panen dan kerugian yang harus ditanggung para petani akibat musibah alam ini mencapai miliaran juta rupiah.
Ibrahim menuturkan, sawahnya sudah mulai tergenang sejak sejak sore kemarin. Kendati airnya sudah mulai surut, namun tanaman padinya yang tinggal menunggu dipotong akan gagal panen. Begitupun Dia mengaku merugi karena tidak dapat bekerja lagi di sawah akibat banjir tersebut. “Saya hanya bisa pasrah. Kalau sudah seperti ini mau gimana lagi,” tutur Ibrahim.
Padahal, lanjut dia, hasil dari panen padi tersebut akan dijual untuk untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya yang saat ini sedang duduk dibangku SMA dan Kuliah di Banda Aceh. Namun ironi musibah alam berupa banjir luapan yang terjadi tiba-tiba memupuskan harapan dan cita-cita anaknya untuk memperoleh masadepan yang lebih baik.
Pengalaman Ibrahim, ini bukanlah menjadi suatu cerita asing di Kabupaten Pidie. Dampak dari krisis cuaca buruk tersebut sudah terlihat nyata dialami oleh petani, khususnya anak-anak mereka dalam hal urusan ekonomi dan pendidikan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Pidie Hasballah, melalui Kabid PSP Jafar, Selasa (7/11), menuturkan bila pihaknya belum mendapat kabar tentang peristiwa banjir luapan yang menyebabkan hasil panen dan tanaman padi gagal panen di sejumlah Gampong di Kecamatan Tangse. (b06)