Scroll Untuk Membaca

Aceh

Di Bulan Ramadhan, Gua Tujoh Sepi Dari Orang Bermeditasi

SiGLI (Waspada): Gua Tujoh merupakan sebuah situs bersejarah yang terletak di antara Kecamatan Bate dan Muara Tiga, Kabupaten Pidie.

Pada hari-hari biasa, gua ini banyak digunakan orang untuk bermeditasi, namun sampai hari keempat umat Islam menjalankan ibadah puasa, Rabu (6/4) Gua Tujoh masih sepi dari kedatangan orang-orang yang melakukan meditasi.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Di Bulan Ramadhan, Gua Tujoh Sepi Dari Orang Bermeditasi

IKLAN

Menurut cerita warga setempat sudah menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat di daerah berjuluk Serambi Mekah, itu setiap datang bulan suci Ramadhan melakukan perjalanan religi sekaligus ziarah mengunjungi Gua Tujoh.

Sebagian dari mereka, perjalanan wisata religi ini bukan sekadar jalan-jalan, melainkan untuk memenuhi kebutuhan spiritual umat Islam. Di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, terdapat beberapa gua yang biasa dikunjungi.

Gua-gua tersebut tidak hanya menarik dan menawan dikunjungi orang-orang yang ingin bermeditasi saja, tetapi juga banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.

Ambia, 47 asal Gampong Cot, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten ini, mengaku sudah lama menjadi penjaga Gua Tujoh. Tidak jauh dari pintu masuk Gua Tujoh tersebut, ia menderikan kios menjual minuman dan makanan ringan bagi para pengunjung.

Dia juga sering digunakan pengunjung atau orang yang ingin meditasi di dalam gua sebagai guide. Kepada Waspada, dia menuturkan sejak memasuki bulan Ramdhan, Gua Tujoh sepi pengunjung, baik itu wisatawan maupun orang-orang yang ingin bermeditasi di dalam gua.

“Tetapi kalau wisatawan ada yang datang dua sepeda motor, sedangkan untuk orang meditasi tidak ada, sepi itu di dalam gua. Tetapi pada 15 Ramadhan, nanti sudah ada orang yang mau meditasi di dalam gua, melaporkan ke saya,” kata Ambia.

Ambia mengisahkan bahwa Gua Tujoh adalah tempat keramat, tempat bersemayamnya para aulia. Di dalam gua tersebut terdapat sejumlah peninggalan yang sudah berbentuk batu kars, dan terdapat sejumlah lorong, dan diyakini tembus hingga ke Arab.

Masyarakat setempat juga meyakini gua tersebut sebagai situs sejarah, karena pada masa kesultanan Aceh gua tersebut selain digunakan sebagai tempat beribadah dan bersembunyi, juga dijadikan sebagai tempat mengatur siasat atau taktik perang mnelawan kolonial penjajah, konon lagi lokasi Gua Tujoh letaknya tidak jauh dari bibir pantai.

Cerita Ambia, dalam gua itu terdapat beberapa pintu utama. Setiap pintu kata dia, memiliki sisi yang berbeda-beda. Tetapi pintu gua itu kini tinggal empat, karena pintu lainnya tidak bisa dimasuki lagi. Konon cerita Ambia, banyak pengunjung yang mencoba mengukur seberapa panjang gua ini namun gagal, karena gua ini tidak diketahui sampai di mana ujungnya, dan diyakini sampai ke Arab.

Gua Tujoh, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, ini dikelilingi dengan perbukitan berbatuan kars dan bersemak-semak. Tidak jauh dari posisi gua tersebut terdapat perusahan PT Semen Indonesia Aceh, yang sudah ditinggalkan.

Kendati lokasinya penuh dengan semak-semak dan bebatuan kars, pnorama alamnya terlihat sangat indah. Dari atas perbukitan itu anda akan takjub melihat indahnya laut Selat Malaka. Beberapa kapal besar dan perahu nelayan dapat lihat dari perbukitan Gua Tujoh tersebut.

Jalan Berat Menuju Gua Tujoh

Menuju Gua Tujoh, anda harus melewati medan jalan yang berat. Karena, sekira tiga kilometer jalan negara, terhitung dari Gampong Kule, Kecamatan Bate sampai Gampong Cot, Kecamatan Muara Tiga kondisi jalan rusak parah, di tambah lagi sekira 200 meter dari jalan negara tersebut ke pintu Gua Tujoh kondisi jalan juga sama parah.

Sepanjang jalan tersebut berlubang, berbatu dan terendam air. Bagi anda yang datang ke lokasi tersebut diingatkan untuk berhati-hati, karena jika tidak hati-hati kendaraan anda akan terjebak lumpur. Pemerintah Aceh mapun Pemkab Pidie, tidak peduli terhadap kondisi jalan di sana, baik itu Dinas PUPR, Kimpraswil lebih-lebih Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora). Buktinya sampai sekarang buruknya kondisi jalan tersebut sudah sanagat parah hingga sulit dilewati baik oleh kendaraan roda dua lebih-lebih roda empat.

Suryati, 32 salah seorang pengunjung Gua Tujoh, asal Kota Banda Aceh, menuturkan kendati kondisi medan jalan tidak bersahabat, namun dia bersama beberapa kerabatnya tetap datang menguju Guha Tujoh, Kabupaten Pidie. Dia berharap Pemprov Aceh dan Pemkab Pidie memiliki secercah hati yang baik untuk membangun jalan sebagai akses menuju lokasi objek wisata yang menurutnya patut dikembangkan, selain bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar juga bisa menambah pundi-pun di Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pidie.

Bagi Suryati dan kawan-kawan, Gua Tujoh merupakan salah satu destinasi wisata lokal yang memiliki nilai spiritual tinggi yang patut gunjungi oleh siapa saja terutama orang-orang yang mencari jejak aulia atau ulama. Pun begitu dia mengimbau kepada masyarakat yang mau mengunjungi lokasi tersebut harus berhati-hati karena memasuki Gua Tujoh jalan masih banyak yang mengalami kerusakan. Namun setelah tiba di lokasi Gua Tujoh, kata dia anda akan dibuat takjub karena anda akan dapat menyaksikan isi gua melalui salah satu pintu masuk yang berdiameter 0,7 m dan lebar 17 m, dibantu Ambia sebagai pemandu, tentunya dia juga merangkap penjaja makanan di luar Gua Tujoh.

Disebut juga di dalam Gua Tujoh terdapat gua-gua kecil yang diyakini dulunya pernah didiami oleh satwa liar, sebut saja namnya Guha Uleu (Gua Ular), Guha Mie (Gua Kucing) dan Guha Rimueng (Gua Harimau). Pun begitu, gua-gua mini tersebut tidak dapat diakses masuk oleh pengunjung.

Selain terdapat misteri yang hingga kini belum terpecahkan, di dalam gua tersebut juga akan tersaji beberapa benda yang unik. Adalah batu yang menyerupai lembu, batu menyerupai calon pengantin wanita, onggok hidangan ketan dan cadas yang menyerupai tempat tidur pengantin. Selain itu, terdapat sebongkah karang yang menyerupai sebuah batu besar, letaknya seakan-akan tergantung mengasing dari tanah tanpa ada ikatan. Batu yang anti gravitasi ini disebut Bate Meugantung (batu bergantung), batu berbentuk Elang Sujud dan sebagainya.

Kendati Gua Tujoh, ini sangat dikeramatkan terutama oleh warga sekitar apalagi acap digunakan sebagai lokasi pertapaan. Karena itu masyarakat setempat mengimbau kepada pengunjung untuk menjaga kesuciat tempat tersebut dari berbagai tingkah yang tidak baik, dan sejurus dengan itu pemerintah daerah diharapkan hadir membangun fasilitas yang layak di lokasi wisata Gua Tujoh, terutama jalan, dan air bersih. (b06)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE