Scroll Untuk Membaca

Aceh

Cegah Kecurangan Pemilu, Anggota DPR RI Minta Media Lebih Aktif Dan Kritis

Anggota DPR RI Muslim SH, MM ketika menghadiri kegiatan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan PPWI di Hotel Diana Kota Lhokseumawe, Jumat (13/10). Waspada/Zainuddin. Abdullah
Anggota DPR RI Muslim SH, MM ketika menghadiri kegiatan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan PPWI di Hotel Diana Kota Lhokseumawe, Jumat (13/10). Waspada/Zainuddin. Abdullah
Kecil Besar
14px

LHOKSEUMAWE (Waspada): Untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2024, peranan media massa diminta harus lebih aktif dan kritis tanpa ada kepentingan politik tertentu. Hal itu disampaikan politisi Anggota DPR RI Muslim SH, MM di sela acara pelatihan jurnalistik tentang Pengawasan Partisipatif Pemilu 2024 yang digelar organisasi Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) di Hotel Diana Kota Lhokseumawe, Jumat (13/10).

Dikatakannya, dalam pemilu nantinya tentu akan ada banyak kecurangan yang terjadi yang bertujuan untuk mengalahkan yang menang atau yang menang akan menjadi kalah. Maka ketika itu terjadi tentu hanya peran media massa yang dibutuhkan untuk menyampaikan berita yang sesuai fakta dan data. Sehingga dengan adanya pemberitaan yang benar kepada masyarakat tentu akan membuat hasil pemilu menjadikan yang menang tetap menang dan kalah tetap kalah.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Cegah Kecurangan Pemilu, Anggota DPR RI Minta Media Lebih Aktif Dan Kritis

IKLAN

Tentunya peranan media massa itu dapat mencegah terjadinya kecurangan dalam pemilu. “Pada saat pelaksanaan pemilu tentu sangat dibutuhkan peranan media massa. Karena hanya media yang dapat mencegah terjadinya kecurangan dalam pemilu,” ujarnya.

Muslim mengaku dirinya benar-benar sudah melihat langsung efek dari peranan media massa tentunya media yang bekerja profesional tanpa diboncengi kepentingan politik tertentu.

Muslim juga berharap masyarakat juga harus lebih pro aktif dalam menyampaikan aspirasi kepentingan umum. Karena zaman sekarang penyampaian informasi sudah dilakukan melalui berbagai jenis jejaring sosial, salah satunya adalah Instagram.

Hal ini sudah dapat dibuktikan seperti kasus anak dari Lampung yang berdomisi di Australia yang menyampaikan keluhannya soal jalan rusak di daerah Lampung yang akhirnya viral di Indonesia. Saking viralnya, Presiden Jokowi dan para menterinya langsung turun ke Lampung melihat jalan yang rusak parah. Alhasil, dana senilai Rp850 miliar dikucurkan untuk perbaikan dan pembangunan jalan rusak di Lampung.

Namun yang terpenting adalah penyampaian informasi itu haruslah yang benar dan sesuai fakta. Bila sebaliknya menyampaikan informasi yang salah atau tidak benar hingga menjadi viral, justru akan menerima dampak buruknya. “Maka kita selaku masyarakat lebih baik berbuat walaupun salah, dari pada diam tanpa berbuat sesuatu. Karena melalui media massa kita bisa sampaikan keluhan apa saja hingga menjadi viral,” tegasnya. (b09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE