Scroll Untuk Membaca

AcehEkonomi

BRIN Kunjungi Abdya Pantau Keseriusan Pengentasan Kemiskinan

BRIN memantau proses pengelohan telur asin hasil peternakan warga Desa Suak Nibong, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya. Kamis (30/5).Waspada/Syafrizal
BRIN memantau proses pengelohan telur asin hasil peternakan warga Desa Suak Nibong, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya. Kamis (30/5).Waspada/Syafrizal

BLANGPIDIE (Waspada): Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia, Kamis (30/5), mendatangi Desa Suak Nibong, Kecamatan Tangan-Tangan, Aceh Barat Daya (Abdya), yang ditargetkan menjadi daerah percontohan, untuk pengetasan angka kemiskinan di wilayah ‘Nanggroe Breuh Sigupai’.

Kedatangan rombongan BRIN RI hari itu, untuk memastikan keseriusan warga setempat, dalam mendukung program penurunan angka kemiskinan. “Hari ini, BRIN RI dating ke desa kami untuk memastikan keseriusan warga dalam mendukung program pengentasan angka kemiskinan,” ungkap Kepala Desa Suak Nibong, Adami Us.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

BRIN Kunjungi Abdya Pantau Keseriusan Pengentasan Kemiskinan

IKLAN

Kades Adami mengatakan, Desa Suak Nibong yang dulunya sering disebut Desa tertinggal itu, pada tahun 2022 lalu menjadi desa berkembang. Kemudian, tahun 2023 lalu, kembali naik status menjadi desa berstatus maju. “Insya Allah, ke depan kita dapat meraih status desa mandiri,” harapnya.

BRIN Kunjungi Abdya Pantau Keseriusan Pengentasan Kemiskinan

Diuraikan Kades yang berstatus Mahasantri Dayah Manyang Puskiyai Aceh ini, pada tahun 1928 Desa Suak Nibong lahir. Masyarakat desa setempat baru mengenal dunia pendidikan tingkat universitas, pada tahun 2003 lalu. “Selain bertani, masyarakat kita juga fokus pada peternakan bebek petelur, yang dikelola langsung oleh kalangan ibu-ibu di desa kami, dengan semangat ‘Suak Nibong Bangkit’,” urai Kades Adami, dalam mempresentasikan desanya kepada BRIN.

Kelompok bebek petelor di Desa Suak Nibong, dikelola oleh beberapa kelompok dengan jumlah seribuan ekor lebih. Dimana, telur-telur dipasok hingga ke Medan, Sumatera Utara yang sudah dikemas menjadi telur asin.

Ditambahkan, lahan areal persawahan di Desa Suak Nibong yang dihuni 220 kepala keluarga, dengan jumlah penduduk 780 jiwa tersebut, berkisar 80 hektare. Dengan masa panen setahun dua kali. “Kami berharap, Desa Suak Nibong bisa direkomendasi sebagai desa percontohan, dalam pengetasan angka kemiskinan di wilayah Abdya, termasuk Barat Selatan Aceh (Barsela),” demikian Kades Adami.

Kepala Bappeda Abdya Rahmat Sumaidi mengatakan, tahun 2023 memang pihaknya telah menyurati BRIN, untuk mengkaji mengapa Abdya masih tinggi angka kemiskinan. Dengan kajian itu, diharapkan dapat diupayakan untuk kegiatan kedepan. “Kemaren kita juga telah mengunjungi Desa Pante Rakyat, Kecamatan Babah Rot, hari ini Desa Suak Nibong Kecamatan Tangan-Tangan dan Desa Padang, Kecamatan Manggeng. Semoga bisa menjadi locus (tempat) untuk percontohan pengetasan kemiskinan,” ujarnya.

BRIN Kunjungi Abdya Pantau Keseriusan Pengentasan Kemiskinan

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Kependudukan BRIN Nawawi mengatakan, pihaknya turun ke wilayah Abdya, dalam menindaklanjuti surat dari Pemkab Abdya mengenai pengetasan angka kemiskinan. “Kedatangan kami juga ditemani Direktorat Riset BRIN Etty dan Sri Ayu dan Hafiz. Kami dibentuk oleh Presiden, untuk melakukan kajian yang sifatnya untuk ditindaklanjuti,” katanya.

BRIN melakukan berbagai macam persiapan, untuk melakukan survey ke lokasi wilayah yang sudah ditentukan. “Di pulau Sumatera kita telah mengunjungi wilayah Banyu Asin, Sumatera Selatan dan Aceh, yang terutama di Kabupaten Abdya. Selain itu juga ke pulau Jawa, NTT, Sulawesi, Gorontalo. Sifatnya diuji untuk dilihat keberhasilan, agar menjadi percontohan untuk daerah lain,” jelasnya.

Potensi kegiatan yang ditinjau berupa kearifan lokal daerah, seperti mata pencaharian petani atau peternak, juga ada komoditas lain, untuk menambah sumber pendapatan, agar angka kemiskinan bisa berkurang.

Isu yang berkembang, selama ini masih banyak bantuan yang terkadang tidak sesuai dengan lokasinya dan kearifan lokal daerah itu sendiri. Sering program dari pusat kurang di manfaatkan. “Makanya, melalui BRIN ini, kita cek ke lapangan agar kedepan tidak terulang lagi,” pungkasnya.

Amatan Waspada, BRIN juga sempat berdiskusi dengan para peternak, terkait pemeliharaan, pengelolaan hingga pemasaran. BRIN memastikan bahwa, desa setempat telah sesuai untuk dijadikan target percontohan pengurangan angka kemiskinan.(b21)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE